beritadunesia-logo
Luvi-Creations
  

Festival Kuwung, Bingkai Kerukunan Etnis di Banyuwangi

Senin,2016-12-19,13:39:10
Penampilan etnis Madura di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jatim.
Berita Terbaru
(Berita Dunesia)

BANYUWANGI - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Kuwung 2016, yang mengambil tema Kembang Setaman Bumi Blambangan.

Pada festival yang digelar tersebut ditampilkan tradisi dan budaya lima etnis yang hidup berdampingan di Banyuwangi yaitu Tionghoa, Jawa Mataraman, Madura, Manda dan Using, suku asli Banyuwangi.

Acara diawali dengan tradisi Saulak pada pengantin khas Mandar yang tinggal di wilayah pesisir. Calon pengantin perempuan didoakan oleh tokoh adat Mandar lalu diarak dengan rombongan ibu-ibu yang membawa seserahan dilengkapi dengan pernak-pernik pernikahan khas Mandar.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI
Etnis Using menampilkan tradisi Seblang, upacara bersih desa yang masih dilestarikan hingga saat ini pada Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jatim.
Selanjutnya suku yang tampil adalah Jawa Mataraman yang menampilkan fragmen yang berjudul Cungkup Tapanrejo yang mengisahkan babat alas warga Jawa dalam memulai kehidupan baru di Desa Tapan Banyuwangi.
 

Suku Using menampilkan Sarine Kembang Bakung yang mengisahkan masyarakat desa yang setia melestarikan budaya adat using, yaitu Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan di Kecamatan Glagah. Kedua ritual bersih desa tersebut masih dilestarikan warga setempat hingga sekarang.

Sementara itu pawai etnis Madura tampil dengan pakaian khas daerahnya dan menarikan Tari Topeng dan fragmen yang mengisahkan mata pencarian mereka sebagai petani kakao di Desa Kendeng Lembu, Kecamatan Glenmore.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATIUpacara Melasti dari etnis Bali ditampilkan pada Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi.
Etnis Tionghoa juga memeriahkan acara dengan menampilkan fragmen bertema Liong harmoni Tionghoa. Mereka menampilkan berbagai tarian dengan kostum khasnya. Suasana semakin meriah dengan penampilan Barongsai.
 

Yang terakhir adalah etnis Bali yang menampilkan tradisi Melasti Bali Banyuwangen serta membawa Ogoh-ogoh yang ditandu oleh banyak orang dan menjadi ciri khas perayaan Nyepi umat Hindu.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat membuka acara mengatakan pada tahun 2016, Banyuwangi Festival menghadirkan 53 agenda sepanjang tahun yang salah satunya adalah Festival Kuwung yang sudah cukup lama diselenggarakan setiap bulan Desember bebarengan dengan Hari Jadi Kota Banyuwangi.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATIPengantin menggunakan pakaian khas Mandar. Mereka menampilkan upacara saulak pada Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi.
"Festival ini sudah lama bahkan sebelum saya jadi bupati tapi kita poles sedikit tampilannya salah satunya adalah ditampilkan pada malam hari," jelasnya.
 

Selain itu Anas menjelaskan kegiatan ini bukan sekadar cara untuk menarik wisatawan tapi sebagai pesta rakyat sekaligus memberikan panggung bagi anak-anak Banyuwangi untuk menampilkan kreativitas bakat dan potensinya kepada dunia luar.

"Anak-anak semakin percaya diri saat tampil dan juga mereka bisa belajar keberagaman dan pentingnya kerukunan. Seperti malam ini akhirnya mereka tahu dan memahami masing-masing tradisi di etnis yang ada di Banyuwangi. Kami tidak akan berhenti untuk terus membangun daerah termasuk dengan menggelar festival bukan hanya seni dan budaya tapi juga festival yang mengangkat potensi lokal daerah," jelas Anas.

KOMPAS.com/IRA RACHMAWATIPenari perwakilan dari Bogor saat tampil di Festival Kuwung 2016 di Banyuwangi, Jawa Timur.
Selain penampilan dari lima etnis yang ada di Banyuwangi, Festival Kuwung juga dimeriahkan oleh penampilan defile perwakilan dari beberapa kota yaitu Bogor, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Sleman, Kota Probolinggo serta Sumbawa Barat.
Penulis : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Editor : I Made Asdhiana
Berita Terkait
WIAPEDIA
Fitrafood
REAFO

GFS