BANTUL, KOMPAS.com - Salah satu strategi marketing
ampuh untuk memasarkan kuliner adalah dengan memberinya nama aneh-aneh
atau unik. Satu contohnya adalah Soto Djiancuk di Bantul Yogyakarta.
Anda
tahu artinya Djiancuk? Kalau Anda orang Jawa pasti langsung tertawa
ngakak karena pasti sudah tahu artinya. Mohon maaf bagi yang tidak paham
bahasa Jawa, 'Djiancuk' sebenarnya kata umpatan kasar khas Jawa.
Tetapi
justru karena nama unik ini, Soto Djiancuk mudah dikenal dan cepat
terkenal. Nah, tentu Anda penasaran, rasanya kayak apa sih? Sebab kata
Djiancuk itu dalam bahasa Jawa konotasinya adalah umpatan kasar.
Ketika
Anda mendengar kata "Djiancuk" pasti konotasi negatif yang akan ada di
benak Anda. Memang kata tersebut adalah sebuah kata umpatan yang jamak
diucapkan oleh masyarakat Jawa Timur.
Tetapi di Yogyakarta kata
"Djiancuk" digunakan untuk nama sebuah warung soto khas Jawa Timur yang
terletak di Jalan PGRI 2 Nomor 59, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Menurut Parjinah (52) pemilik warung soto Djiancuk
penggunaan kata tersebut hanya sekedar untuk menegaskan bahwa soto yang
ada di warung tersebut adalah benar-benar soto asli Jawa Timur.
"Tidak
ada maksud apa-apa, hanya guyonan agar masyaralat tahu, yang kami jual
adalah soto asli Jawa Timur," ujarnya, Selasa (19/5/2016).
Ia
bertutur, warung soto Djiancuk telah ada sejak tahun 2000. Soto yang
dijual adalah soto khas Jawa Timur, khususnya daerah Blitar. Resep dari
soto tersebut dia dapat dari nenek suaminya yang memang asli Blitar.
Hidangan
soto Djiancuk terdiri dari nasi, potongan daging sapi, tauge segar,
irisan tomat, keripik kentang, irisan telur rebus, dan disiram dengan
kuah berwarna agak kecoklatan.
Rasa gurih dan segar dihasilkan
dari soto yang menggunakan kuah dari kaldu sapi. Irisan dagingnya yang
lembut, aroma merica yang kuat, tauge yang masih sangat segar, serta
kuahnya yang coklat dan gurih ini memberi sensasi rasa yang kaya dari
hidangan soto Djiancuk.
Bumbu rempahnya pun juga terasa, bahkan
belum diberi tambahan seperti kecap, sambal, serta peresan jeruk nipis
pun sudah mantap.
Editor | : Ni Luh Made Pertiwi F |
Sumber | : Tribun Jogja |