Surono: Merapi sedang mengisi dapur magma
Jumat,2015-11-06,08:20:35
(Berita Dunesia) Yogyakarta - Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral Surono mengatakan Gunung Merapi sedang
mengisi dapur magma yang ditandai dengan munculnya gempa-gempa tektonik
di Daerah Istimewa Yogyakarta belakangan ini.
"Kemungkinan gempa itu karena ada migrasi magma ke Gunung Merapi,"
kata Surono seusai menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi "Pengelolaan
Sarana Prasarana Peringatan Dini Daerah Rawan Bencana" di Yogyakarta,
Kamis.
Surono menjelaskan gempa tektonik berskala kecil hingga sedang yang
selama tiga bulan terakhir (Agustus, September, Oktober) terjadi di
Daerah istimewa Yogyakarta kemungkinan mengindikasikan ada magma yang
berjalan atau bermigrasi ke arah Gunung Merapi sehingga proses itu
mengaktifkan sesar opak.
"Karena perjalanannya (magma) mengganggu sesar opak maka timbullah gempa," kata dia.
Ia mengatakan pengisian magma Gunung Merapi wajar terjadi sebab
pascaletusan pada 2010, volume magma di dalam gunung diperkirakan telah
jauh berkurang sehingga kini masih proses pengisian ulang.
Dengan kondisi tersebut, menurut Surono, masih membutuhkan waktu
yang lama bagi Gunung Merapi untuk kembali mengeluarkan letusan
eksplosif yang sama seperti 2006 dan 2010.
"Masih membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkan energi guna
memunculkan letusan," kata Surono yang akrab disapa mbah Rono itu.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengatakan meningkatnya intensitas
gempa yang terjadi di DIY selama tiga bulan terakhir itu disebabkan
aktifnya subduksi dua lempeng benua di selatan DIY dan aktifnya sesar
atau patahan di daratan.
Berdasarkan catatan BMKG Yogyakarta, kekuatan gempa bumi yang
terjadi bervariasi antara 2,5 skala richter (SR) hingga lebih dari 5 SR
dengan pusat gempa di laut maupun di darat dan kedalaman bervariasi.
Gempa yang terjadi pada Agustus memiliki kekuatan sebesar 5 SR dan
4,3 SR masing-masing terjadi pada 1 dan 18 Agustus. Sedangkan pada
September terjadi empat kali gempa yang terjadi pada 18, 22 dan 24
September. Pada 18 September bahkan terjadi dua kali gempa dengan hanya
berselang beberapa menit. Kekuatan gempa yang terjadi sepanjang
September tercatat antara 2,6 SR dan 4,6 SR.
Sementara itu, gempa yang terjadi sepanjang Oktober tercatat
terjadi pada 4, 12, 13, 19, 22, 26, 28 dan 29 Oktober dengan kekuatan
guncangan bervariasi antara 2,5 SR hingga 5,2 SR.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2015