Studi: seperti manusia, simpanse bisa tersenyum secara diam-diam
Jumat,2015-06-12,07:24:51
ilustrasi
(Berita Dunesia) Washington - Persis seperti manusia, simpanse dapat
tersenyum tanpa mengeluarkan suara tertawa, demikian hasil studi baru,
yang disiarkan pada Rabu.
Temuan baru itu, yang
disiarkan di jurnal AS "PLOS ONE", menyatakan komunikasi simpanse lebih
mirip dengan tindakan manusia jika dibandingkan dengan yang diketahui
selama ini.
"Manusia memiliki keluwesan untuk
memperlihatkan senyum mereka dengan dan tanpa berbicara atau tertawa,"
kata penulis utama studi tersebut Marina Davila-Ross dari University of
Portsmouth, Inggris, dalam satu pernyataan.
"Kemampuan
untuk secara luwes menggunakan ekspresi wajah ini memungkinkan kita
berkomunikasi dengan cara yang lebih khusus dan luwes. Tapi setakat ini,
kita tidak mengetahui simpanse juga bisa secara luwes menghasilkan
ekspresi wajah yang bebas dari kata-kata mereka," kata Davila-Ross,
sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis
siang.
Di dalam studi baru tersebut,
Davila-Ross dan rekannya membuat film 46 simpanse di Chimfunshi Wildlife
Orphanage di Zambia dan menggunakan sistem kode aksi wajah yang disebut
ChimpFACS untuk mengukur gerakan wajah halus mereka.
Studi
itu memperlihatkan simpanse memproduksi 14 jenis "wajah tertawa" ketika
suara tawa dihasilkan seperti saat tak ada suara yang dikeluarkan.
Terlebih
lagi, studi tersebut menunjukkan eskpresi wajah ditambah "kata-kata",
serta ekspresi wajah saja, digunakan secara berbeda dalam permainan
sosial, misalnya, ketika terjadi kontak fisik dengan teman bermain dan
ketika mencocokan wajah mulut-terbuka teman bermain.
Temuan
itu membuat para peneliti menyatakan, "Wajah tertawa pada manusia
dipastikan secara bertahap telah muncul dari wajah tertawa mulut-terbuka
pada monyet leluhur."
Namun, masih ada perbedaan penting antara manusia dan "kera leluhur manusia", kata Davila-Ross.
"Simpanse
hanya jarang memperlihatkan kerutan di pinggir mata ketika tertawa,
tapi ciri ini seringkali terlihat pada manusia yang tertawa. Lalu, itu
disebut tawa Duchenne, yang memiliki dampak sangat khusus pada pendengar
manusia," kata wanita ilmuwan tersebut.