"Tingginya intensitas pendakian ini terjadi dalam
dua tahun terakhir. Bahkan, jumlahnya semakin meningkat sejak peringatan
dua abad meletusnya Gunung Tambora yang dilaksanakan tahun 2015 lalu,"
kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Hj Sri
Suzana seusai rapat persiapan Festival Tambora 2016 di Mataram, Selasa
(29/3/2016).
Sri menuturkan, sejak pelaksanaan Festival Tambora 2015 untuk
memperingati 200 tahun meletusnya Gunung Tambora yang terjadi tahun
1815, nama gunung tertinggi di Pulau Sumbawa itu semakin populer di
masyarakat Indonesia maupun luar negeri. Akibatnya banyak wisatawan yang
penasaran ingin mendaki gunung tersebut.
"Kita mencatat ada
5.000 sampai 6.000 orang mendaki Gunung Tambora di tahun 2015. Saat ini
kita perkirakan jumlahnya semakin meningkat hingga 7.000 orang, baik
pendaki nusantara maupun mancanegara," katanya.
Sebab, lanjut Sri, jika ditengok dari sisi sejarah, Gunung Tambora
pernah menggemparkan dunia, karena letusan dahsyatnya pada 5 April 1815.
Letusan Gunung Tambora saat itu berpengaruh terhadap perubahan iklim
dunia.
Bahkan, letusan Gunung Tambora mencapai ratusan kilometer
dan membuat kabut tebal di langit sampai mengakibatkan gagal panen di
daratan China dan Eropa.
"Di samping kedahsyatan letusan, gunung
ini juga memiliki keindahan alam yang sangat memesona. Jika kita lihat,
pemandangan dari sekitar Gunung Tambora sangat menawan dan menantang,"
tutur Sri.
Karena itu, Disbudpar Dompu berharap seiring
pelaksanaan Festival Tambora yang digelar untuk kedua kalinya tahun ini
pada 11-16 April 2016 dapat semakin memopulerkan gunung tersebut,
sehingga memberikan multiefek yang positif bagi masyarakat sekitar dan
Kabupaten Dompu secara keseluruhan.
Editor | : I Made Asdhiana |
Sumber | : Antara |