Sang Raja kini terancam di rimbanya
Jumat,2015-07-31,08:57:03
Harimau Sumatera.
(Berita Dunesia) Jakarta - Hanya 106 harimau bengal yang tersisa di Taman
Nasional Sundarbans Bangladesh, hutan bakau terbesar di dunia, menurut
hasil sensus terbaru.
Angka itu menurun drastis dibandingkan
dengan hasil sensus tahun 2004 tercatat masih ada 440 harimau bengal di
hutan yang menjadi tempat pelestarian harimau dan tumbuhan biosfer itu.
Analisis
dari rekaman kamera dalam survei selama setahun yang berakhir April itu
membuktikan ketakutan para ahli, bahkan jauh lebih buruk.
"Tampaknya
populasi telah menurun lebih dari apa yang telah kami takutkan," ungkap
Profesor Zoologi dari Universitas Jahangirnagar Bangladesh, Monirul
Khan, seperti dilansir The Guardian.
The World Wildlife Fund
(WWF) menyatakan harimau di seluruh dunia berada dalam bahaya serius
menjadi punah di alam liar. Jumlah mereka telah menyusut dari 100.000
tahun 1900 menjadi sekitar 3.200 sekarang.
Kondisi di Indonesia lebih memprihatinkan. Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae)
termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah dalam
daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources/IUCN).
Harimau sumatera merupakan satu-satunya subspesies harimau di Indonesia yang masih bertahan.
Menurut
data resmi terakhir pemerintah (2010), diperkirakan hanya 325 harimau
sumatera tersisa, terus menerus turun dari 1.000 tahun 1970 menjadi
sekitar 400-600 harimau tahun 1994. Angka itu pun belum pasti karena
sensus harimau di alam liar masih terkendala dana di Indonesia.
Populasi
harimau itu tersebar di Pulau Sumatera seperti Ulumasen,
Kampar-Kerumutan, Bukit Tigapuluh, Kerinci Seblat, Bukit Balai Rejang
Selatan, Taman Nasional Way Kambas, dan Bukit Barisan Selatan. Di Taman
Nasional Tesso Nilo sudah ada tanda-tanda harimau menghilang.
"Populasi
harimau secara global semakin kritis tetapi kondisi harimau di
Indonesia bahkan sudah terancam punah," kata Spesialis Harimau WWF
Indonesia Sunarto saat dihubungi ANTARA News, Kamis.
Perambahan
hutan membuat Sang Raja Hutan terancam kehilangan tempat di rumahnya
sendiri sehingga harus masuk ke perkampungan warga dan menimbulkan
konflik dengan masyarakat yang membuat kondisi mereka semakin terjepit.
Dan perburuan memperparah kondisi mereka. Bagian-bagian tubuh harimau masih dicari karena dianggap bernilai sangat
tinggi untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat dan lainnya.
Padahal
sebagai predator utama dalam rantai makanan, kucing besar itu berperan
penting dalam menjaga keseimbangan populasi mangsa liar dan vegetasi
makanan mereka.
"Harimau menunjukkan peran ekologi yang sangat
penting karena bisa mengatur atau ikut mengontrol satwa mangsa. Kalau
harimau punah, regenerasi hutan tidak terjadi, lalu hutan terdegradasi
yang bisa menyebabkan keragaman hayati hilang serta efek yang lain,"
jelas Sunarto.
"Di lain sisi ada banyak nilai-nilai lain dari
keberadaan harimau, secara etika kita harus menjaga lingkungan dan satwa
kita," tambahnya.
Sunarto mengatakan perlu upaya dari berbagai pihak untuk mencegah kepunahan satwa liar itu.
"Hilangnya
habitat, perburuan, dan konflik harus ditangani. Habitat harus dijaga
dan yang sudah rusak harus diperbaiki. Perburuan harus dicegah,"
tuturnya.
Pemerintah, menurut dia, sudah berupaya melindungi
harimau dari kepunahan namun usaha itu belum cukup memadai jika
dibandingkan dengan skala ancaman yang ada.
"Harus lebih intensif dan terkoordinir lagi, dan lebih besar dampaknya," tambah Sunarto.
Harimau
sumatera butuh hewan buruan spesifik dengan ukuran tubuhnya besar untuk
memenuhi kebutuhan energinya dan untuk itu mereka butuh kawasan hutan
luas.
"Wilayah yang luas sudah tidak ada, hutan yang bloknya
kurang 5.000 hektare bisa membuat harimau punah dengan sendirinya walau
ada yang masih bertahan tetapi tidak bertahan lama. Hutan kalau tidak
diperbaiki lama-lama akan punah, itu yang terjadi pada banyak tempat,"
jelas Sunarto.
Harimau sumatera terancam kehilangan habitat
karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran rendah, lahan
gambut dan hutan hujan pegunungan dirambah untuk keperluan kegiatan
pertambangan, pertanian dan industri.
Apabila masalah-masalah itu tidak segera di atasi maka Sang Raja Hutan bisa terusir dari rimbanya sendiri dan lama-lama punah.