SIBOLGA - Ada-ada saja analogi yang dipakai Menteri Koordinator Kemaritiman
Rizal Ramli untuk menggambarkan kasus "papa minta saham" Setya Novanto.
Usai
menganalogikan kasus tersebut sebagai sinetron antar geng, kini setelah
Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR RI, Rizal
menganalogikan hal itu layaknya ular-ular yang sudah keluar dari
sarangnya.
"Istilah saya ini jurus memancing ular-ular dari sarangnya, kalau
sudah keluar kita kepruki satu-satu," ujar Rizal di Sibolga, Sumatera
Utara, Kamis (17/12/2015).
Saat ini ucap dia, geng-geng yang ia
sebut sebagi ular dalam kasus "papa minta saham" sudah nampak jelas.
Oleh karena itu, kata dia, tugas selanjutnya yakni memukul kepala
ular-ular tersebut.
Rizal Ramli
sendiri berterimakasih kepada Setya Novanto karena memutuskan mundur
sebagai Ketua DPR RI. Hanya saja, Rizal menyindir apa yang dilakukan
Novanto dengan meminta saham perusahaan sebagai bentuk memperdagangkan
kekuasaan. (baca:
Sindir Novanto, Rizal Ramli Ingatkan Pejabat Jangan Sibuk Jual Kekuasaan)
"Jadilah pejabat baik, ladeni rakyat, jangan sibuk datang kekuasaaan," ujar
Rizal Ramli.
Menurut
dia, para pejabat ucap dia harus belajar memisahkan antara kepentingan
bisnis dan politik. Sebab, kata dia, saat seseorang menjadi pejabat
publik, maka tugas utamanya yakni melayani masyarakat, bukan mengurus
bisnis pribadi atau kelompoknya.