Pulau Pari : Menemukan Keindahan dan Keunikan yang Berbeda di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu
Senin,2015-05-04,09:00:46
Pari Island
(Berita Dunesia) Dinamai pari
karena bentuk pulau ini apabila Anda lihat dari foto udara nampak
seperti ikan pari. Percaya atau tidak, cobalah gunakan salah satu mesin
pencari peta satelit di internet untuk melihat bentuknya.
Pulau
Pari adalah destinasi sempurna untuk merasakan keindahan panorama pantai
dalam balutan ketenangan di salah satu gugusan di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Dengan suasana pulau yang masih asri dan belum ramai wisatawan, pulau
ini menjadi pilihan sempurna yang menjanjikan kesegaran dan kepuasan.
Temukan
di Pulau Pari sebuah pantai yang begitu elok bernama Pantai Pasir
Perawan. Pantai ini berupa sebuah lagoon atau wilayah laut yang tenang
dengan kedalaman hingga 5 meter dan dikelilingi pulau-pulau dan batu
karang sepanjang pinggiran slope-nya. Pantai yang begitu tenang, bersih,
dan indah tersebut telah melenakan banyak wisatawan yang
menyambanginya.
Pantai Pasir Perawan memiliki lingkungan yang
masih asri dan tenang. Menghadap ke utara Laut Jawa, struktur pesisirnya
memanjang berkelak-kelok dengan pasir putih begitu lembut. Keindahan
ini dilengkapi panorama bibir pantai berupa hutan bakau yang rindang
begitu indah sekaligus unik. Apa keunikannya?
Pulau Pari memiliki
keunikan berupa cekungan yang mampu menampung serapan air hujan yang
jatuh ke permukaan. Akibatnya air di Pulau Pari menjadi air tawar tidak
seperti di pulau lain yang memiliki standar terbaik berupa air payau.
Adanya cekungan di daratan Pulau Pari telah berdampak pada heterogenitas
vegetasi pulau ini. Apabila umumnya pulau di pesisir hanya dapat
ditemui vegetasi berupa mangrove dan pohon kelapa maka di Pulau Pari
jika Anda perhatikan seksama dapat ditemukan pohon pisang, pohon pinus,
pohon cemara, pohon buah naga, pohon mangga, pohon jambu air, petai
cina, palem, pohon srikaya, pohon jamblang, dan sebagainya. Jelas itu
bukan vegetasi khas wilayah pesisir tetapi jutru di Pulau Pari mampu
tumbuh dengan baik.
Pulau Pari terbagi dua bagian wilayah, yaitu
bagian kepala (timur pulau) dan bagian badan hingga ekor (barat pulau).
Dua wilayah ini berbeda fungsinya dimana di bagian barat berupa cekungan
menjadi lokasi pemukiman penduduk dan vegetasi air tawar. Sementara
itu, pada bagian timur berupa pesisir pantai yang luas dan begitu elok
untuk ditelusuri dengan berjalan kaki. Di bagian ini terdapat hutan
mangrove alami yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat sebagai
penahan abrasi laut.
Pulau Pari sendiri memiliki luas sekira 43 hektare dengan populasi penduduk sekira 700 orang. Pulau ini tidak seramai Pulau Pramuka atau pun Pulau Tidung
tetapi suasananya yang sepi dan rapi membuat banyak wisatawan jatuh
hati. Tata ruang dan kebersihan lingkungan pulau ini sangat diperhatikan
penduduknya.
Di Pulau Pari pemukiman penduduk ditumbuhi
pepohonan rindang dengan jarah antarrumah yang tidak berdempetan. Hal
ini berbeda sekali dengan Pulau Tidung atau Pulau Pramuka yang padat
pemukiman dan penginapan. Jumlah wisatawan ke Pulau Pari maksimal 300
pengunjung. Hal ini berbeda dengan Pulau Tidung dimana setiap minggunya
mencapai rata-rata 1500 pengunjung, bahkan dapat mencapai 4000 orang
saat liburan panjang.
Pulau Pari dikembangkan menjadi salah satu
pulau dengan konsep ekowisata karena memiliki kekayaan dan
keanekaragaman hayati ekosistem laut. Di sini terdapat rumah konservasi
penelitian biota laut dan riset pengembangan untuk kelestarian perairan
di Teluk Jakarta.
Pulau Pari juga dikenal karena keberhasilannya
dalam budidaya rumput laut apalagi setelah beroperasinya Pusat
Pengembangan Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
sejak 1997. Di pulau ini ditemukan banyak terumbu karang hidup seperti soft corals, brain corals, labirith corals, pakis laut, dan lainnya. Lagoon
yang luas di Pulau pari dilengkapi hutan bakau yang lebat menjadikan
tempat ini ideal bagi ikan-ikan untuk berkembang biak. Oleh karena itu
pula, bahkan rumpon-rumpon di sini sering dihuni ikan-ikan besar saat
sedang musimnya.