Lhokseumawe - Perayaan tahun baru Cina Imlek di Kota
Lhokseumawe, Provinsi Aceh, berlangsung tertib yang dilaksanakan di
Wihara Budha Tirta, Desa Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe.
Provinsi Aceh. Seluruh etnis Tionghoa tersebut, akan merayakannya sampai 15 hari kedepan hingga Cap Go Meh.
Seperti tampak di Wihara Budha Tirta, mulai ramai didatangi warga
Tionghoa sejak pukul 09:00 WIB. Kemudian diawali dengan kegiatan ibadah,
dilanjutkan dengan doa dan kemudian berakhir dengan pengambilan angpau.
Ritual ibadah yang berlangsung sekitar 1,5 jam selesai dilanjutkan
dengan lagu "Gong Xi Gong Xi".
Salah seorang etnis Tionghoa Shinta mengatakan, perayaan Imlek tahun
ini sangat bermakna bagi dirinya, dimana bisa terus bersilaturami
dengan sesama saudara dan teman-temannya yang Muslim.
"Saya sangat senang dan bermakna dengan perayaan tahun baru Imlek
ini, karena bisa menjalin silaturahmi dengan sesama dan teman-teman,"
ujarnya.
Tambah warga Tionghoa ini, perayaan tahun baru Imlek sampai 15 hari
kedepan hingga Cap Go Meh. Selain melakukan ritual Imlek di
Lhokseumawe, juga melakukan kunjungan ke orang tua dan juga
saudara-saudara lainnya yang ada didaerah lain. Bagi warga Tionghoa,
Imlek merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh melakukan
aktivitas lainnya selain saling mengunjungi, ungkap etnis Tionghoa itu.
Sementara itu, Pandita Vihara Budha Tirta Lhokseumawe Juwono
mengatakan, masyarakat pribumi sangat harmonis dengan warga etnis
Tionghoa, sudah 28 tahun dirinya berada di Kota Lhokseumawe belum pernah
terjadi perselisihan.
"Warga Kota Lhokseumawe sangat harmonis dengan kami yang etnis
Tionghoa, saya sudah 28 tahun disini belum pernah terjadi perselisihan
dan dalam melaksanakan ibadah, kami cukup nyaman," ujar Juwono.
Juwono berharap, semoga perdamaian Aceh bisa selalu terawat dan
jangan ada lagi terjadi konflik. Apabila situasi sudah mulai aman, maka
masyarakat bisa beraktivitas dengan baik, terutama saat mencari rezeki.
Apalagi pada tahun 2017, Provinsi Aceh akan memilih Kepala Daerah
yang baru. Siapa pun yang terpili menjadi Kepala Daerah harus bisa
merawat perdamaian dan bisa mensejaterakan masyarakat.
"Tahun depan kita bersama-sama akan memilih pemimpin yang baru,
siapa pun yang terpilih perdamaian Aceh harus dipertahankan. Kalau sudah
aman, maka masyarakat bisa tenang dalam mencari rezeki," tutur Juwono.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2016