Kulon Progo - Perajin batik Desa Gulurejo, Kecamatan
Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat karya
batik abstrak kontemporer untuk menarik pembeli dan mengikuti
permintaan pasar.
Salah satu perajin batik Gulurejo Gito di Kulon Progo, Rabu,
mengatakan batik abstrak kontemporer diharapkan menjadi ikon batik Kulon
Progo.
"Kami berusaha memproduksi batik yang berbeda dengan produsen
batik lain. Kami menciptakan berbagai motif batik untuk menarik
konsumen," kata Gito.
Ia mengatakan dengan modal pengalaman bekerja dipercetakan bati,
dirinya mendirikan rumah pembuatan batik pada 2010. Dengan modal
seadanya, ia membeli bahan kain, pewarna dan alat batik lengkap.
Selanjutnya, dirinya membuat berbagi motif batik, salah satunya
batik abstrak kontemporer. Batik jenis ini merupakan batik tulis tanpa
motif dengan cap atau dicetak. Namun dibuat dengan karya tangan dan
kreatifitas tinggi, agar menghasilkan corak dan warna-warni batik yang
menarik.
"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi," katanya.
Namun, ia mengaku dirinya mengalami masalah modal untuk membuat
gerai batik. Terkadang, dirinya kesulitan modal saat mendapatkan pesanan
yang cukup banyak, namun dirinya tidak putus asa.
Ia menjual batik abstrak kontemporer melalui media online, dan
dari dari mulut ke mulut. "Cara ini sangat efektif untuk menjual batik,"
katanya.
Saat ini, kata Gito, dirinya mendapatkan pesanan batik abstrak
kontemporer sebanyak 50 lembar per bulan. Pembeli dari Yogyakarta,
Semarang, Bandung dan Jakarta. Harga per lembar dipatok Rp150 ribu
hingga Rp300 ribu.
"Kedepan, batik abstrak kontemporer berkembang pesat dan terkenal di mancanegara," katanya.
Salah satu konsumen Ridha mengatakan sangat menyukai batik
abstrak kontempore karena bagus dipakai disegala situasi. Selain itu,
cocok dipakai anak muda.
"Batik ini sangat cocok dipakai anak muda karena tidak terkesan resmi," katanya.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2016