Pencipta antivirus Smadav ternyata warga Kalsel
Kamis,2015-11-26,07:11:46
(Berita Dunesia) Banjarmasin - Antivirus Smadav yang merupakan antivirus
buatan Indonesia yang paling populer bukan hanya di Indonesia tetapi
juga di beberapa negara ternyata diciptakan oleh Zainudin Nafarin,
warga Banjar, Kalimantan Selatan.
Menurut Zainudin di Banjarmasin Rabu, terciptanya antivirus Smadav
tersebut berawal dari hobinya untuk mengotak-atik komputer dan membuat
program.
Dari hobi yang terus ditekuninya tersebut, akhrinya Nafarin (26)
mendapatkan jalan untuk bisa membuat antivirus Smadav yang kini terus
berkembang, dan telah dimanfaatkan oleh ribuan orang dari Indonesia
bahkan beberapa negara di Asia maupun negara maju lainnya.
Berkat antivirus tersebut, kini Nafarin bisa menikmati hidupnya
dengan lebih santai dan teratur, serta mendapatkan penghasilan yang
cukup fantastis.
"Dalam satu bulan minimal omset saya mencapai Rp30 juta, jauh lebih
besar dibandingkan waktu bekerja di beberapa perusahaan sebelumnya
dengan pendapatan sekitar Rp5 juta per bulan," katanya.
Menurut dia, apa yang dia lakukan saat ini, diharapkan bisa menjadi
inspirasi bagi para generasi muda, yang kini hampir tidak lepas dari
teknologi baik itu gedget maupun laptop.
Awalnya, tambah dia, seperti anak-anak muda umumnya, kegemarannya
terhadap teknologi hanya dimanfaatkan untuk sesuatu yang konsumtif saja,
tetapi lama-kelamaan setelah ditekuni ternyata hobinya tersebut mampu
menghasilkan.
"Pada saat saya masih kuliah di UGM, melalui hobi saya ini, saya
bekerja di beberapa perusahaan asing dan mendapatkan gaji Rp5 juta per
bulan," katanya.
Namun karena kerjanya malam, dan sangat menyita waktu, tambah dia,
akhirnya diputuskan untuk wiraswata dengan mengembangkan antivirus
Samdav, dan hasilnya ternyata jauh lebih besar.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Benning Rara Pratita, yang
mengaku hobi traveling yang dia lakukan selama ini, juga membawa hasil
yang cukup besar bagi hidupnya, bukan hanya meterial ternyata juga mampu
membantu warga untuk mendapatkan pengetahuan tentang berbagai budaya
daerah.
Rara yang sebelumnya sebagai guru di Desa Petiku, Paser, Kalimantan
Timur mengaku, ingin menceritakan keindahan desa tempatnya mengajar
tersebut kepada masyarakat luas.
Setelah cerita tersebut ditulis dan dibagikan lewat media online,
ternyata mendapatkan tanggapan cukup positif, sehingga hobi travelingnya
kini, bisa menjadi sebuah usaha kreatif dan menghasilkan.
"Minimal dalam satu bulan saya mendapatkan Rp10 juta, dari usaha kreatif ini," katanya.
Kedua tokoh sukses tersebut, sengaja dihadirkan oleh Lenovo untuk
memberikan contoh, bahwa kemajuan teknologi juga membawa dampak positif
bagi generasi muda yang siap maju dan tahu cara untuk memanfaatkannya.
Consumer Lead Lenovo Indonesia Adrian Lesmana mengatakan, kaum muda
Indonesia dikenal sangat paham teknologi, senang mencari pengalaman
baru, senang bersosialisasi dan sangat dinamis.
"Mereka pada umumnya memiliki keinginan besar untuk maju, dan
mewujudkan impian, tapi terkadang mereka tidak tahu bagaimana memulai
dan apa yang mereka butuhkan untuk mewujdukan impian tersebut," katanya.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015