Pembuluh darah tersumbat penyebab tertinggi stroke
Selasa,2015-10-27,08:43:27
(Berita Dunesia) Surabaya - Dokter Spesialis Saraf di Siloam Hospitals
Surabaya, dr Yanna Saelan SpS mengatakan bahwa tersumbatnya pembuluh
darah di otak menjadi penyebab tertinggi penyakit stroke, yang juga
mempunyai risiko kematian dan kecacatan.
"Sekitar 1 persen stroke disebabkan pendarahan dalam jaringan otak,
sedangkan 85 persen stroke diakibatkan tersumbatnya pembuluh darah di
otak, tergantung dari besarnya pembuluh darah di otak yang tersumbat
tersebut, semakin besar pembuluh darah yang tersumbat, maka semakin luas
dempak kerusakan dan makin besar komplikasi yang terjadi," kata dr
Yanna di Surabaya, Senin.
Pada tahun 2013, lanjutnya, Rumah Sakit (RS) Siloam telah menangani
pasien stroke sebanyak 206 orang, dan sebanyak 194 terselamatkan, namun
hanya 12 pasien yang meninggal dunia. Pada tahun 2014, pasien stroke
sebanyak 197 pasien, dari jumlah tersebut sebanyak 9 orang meninggal
dunia, dan 188 pasien terselamatkan.
"Kesadaran masyarakat dalam menangani gejala stroke dan segera
membawa ke rumah sakit dinilai masih kurang, padahal hal itu akan banyak
menolong penderita mengurangi kecacatan, mengurangi masa perawatan di
rumah sakit yang berarti menghemat biaya dan juga mengurangi resiko
kematian," tuturnya.
Dari data Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) tahun 2009
disebutkan, penyebab utama kematian di rumah sakit akibat stroke yakni
sebesar 15 persen, yang berarti 1 dari 7 kematian disebabkan oleh
stroke, dan tingkat kecacatan bisa mencapai 65 persen.
Dan dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI tahun 2013,
juga menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia dari
8,3 per mil (tahun 2007) menjadi 12,1 per mil (tahun 2013).
"Meningkatnya jumlah pasien stroke tidak diimbangi dengan adanya
stroke center di pusat-pusat layanan kesehatan, utamanya di rumah sakit,
karena tidak banyak RS yang memiliki stroke center, bahkan dapat
dihitung dengan jari. Berbeda dengan RS di luar negeri, seperti di USA,
di sana telah berkembang lebih dari 1.000 stroke center," ujarnya.
Menurut dia, dengan kemajuan ilmu pengetahuan kedokteran, cacat
pembuluh darah dapat dideteksi lebih awal, sehingga dapat ditangani
sesegera mungkin. Dengan begitu, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
pendarahan maupun penyumbatan pembuluh darah di otak. Pada akhirnya,
resiko orang terkena stroke dapat dikurangi.
"Tetap saja dokter tidak dapat berbuat banyak untuk menolong, jika
penderita stroke yang datang terlambat atau sudah mengalami komplikasi,
karena jaringan otak yang tidak mendapat aliran darah yang memadai akan
segera mati, dan tidak akan tumbuh sel otak baru sebagai gantinya, maka
untuk itu bagi penderita stroke akan mengalami hilang waktu atau hilang
jaringan otak," tandasnya.
Dari tahun 2010, RS Siloam telah menangani kasus stroke sebanyak
232 pasien, dari jumlah itu sebanyak 18 pasien meninggal dunia, dan 214
pasien terselamatkan. Kemudian tahun 2011, rumah sakit ini sudah
menangani kasus stroke sebanyak 276 pasien, dari angka itu sebanyak 19
pasien meninggal, dan 257 pasien terselamatkan. Sedangkan pada tahun
2012 rumah sakit ini telah menangani kasus stroke sebanyak 279 pasien,
dari jumlah tersebut sebanyak 21 pasien meninggal, dan 258
terselamatkan.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015