Pangan nabati utuh pilihan hidup sehat
Senin,2015-05-18,08:30:55
(Berita Dunesia) Bogor - Pangan nabati utuh menjadi salah satu pilihan
hidup sehat terhindari dari penyakit degeneratif, seperti jantung,
kanker dan diabetes, kata Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB,
Prof Dr Fransiska Rungkat Zakaria, MSc.
"Ada tiga faktor utama makanan sehat menjadi penyusun diet sehat
yakni nabati bersifat utuh dan alami," kata Fransiska Rungkat Zakaria
kepada Antara di Bogor.
Dikatakannya, pangan nabati utuh dan alami tersebut, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur, dan buah-buahan.
Misalnya
makan jagung rebus baik karena kandungan gula yang ada di dalamnya
dapat diserap sempurna oleh pankreas dan memerlukan proses.
Berbeda saat mengkonsumsi tepung maizena yang mendorong pankreas bekerja cepat memproduksi gula darah.
Ia mengatakan pangan nabati utuh dan alami jika dikonsumsi dalam
jumlah dan kombinasi yang tepat, maka diet sehat akan memberikan
kecukupan gizi dan sekaligus mencegah penyakit kronis seperti kegemukan,
diabetes, jantung, kanker dan pikun dini.
Ia menuturkan tuntutan pangan oleh tubuh manusia tidak terbatas
menghilangkan rasa lapar. Bahkan pangan nabati membawa ribuan senyawa
bioaktif, seperti klorofil, karotenoid, flavonoid, terpenoid, dan asam
organik yang berbeda-beda jumlahnya di masing-masing jenis dengan
pemanfaatan bagi fungsi fisiologis tubuh tidaklah sama.
"Hasil penelitian sudah membuktikan manfaat dan peranan komponen
bioaktif mendorong perkembangan fungsional sehingga pangan fungsional
merupakan pangan sehat jika mengalami pengolahan yang tepat," katanya.
Menurutnya, penerapan teknologi pangan dalam industri banyak
menghasilkan produk pangan padat kalori tinggi, karena kemudahan bahan
murni atau hasil ekstraksi seperti gula, pasir, beras putih, minyak,
margarin dan garam.
"Sayangnya, hasil proses pemurnian menghasilkan bahan baku pangan
yang miskin zat gizi mikro, serat dan senyawa bioktif. Contoh produk
yang menggunakan bahan baku murni ini adalah biskuit, kue-kue, donat,
mie, roti dan berbagai cemilan," katanya.
Dikatakannya, ketika manusia mengisi lambung yang kapasitasnya
terbatas dan mengeyangkan tubuh menjadi gemuk tetapi miskin zat gizi
mikro, kekurangan serat, serta senyawa bioaktif dan menaikkan kadar
garam tubuh.
"Diet model ini terbukti telah menghasilkan berbagai penyakit degeneratif, ini disebut diet tidak sehat," katanya.
Konsumsi pangan utuh, khususnya biji-bijian dan kacang-kacangan
yang tidak disosoh atau dikupas kulit arinya serta menghindari
pengolahan pangan yang menghasilkan bahan baku dan produk murni (refined ingredient/food).
Pangan
olahan yang telah mengalami proses ekstraksi atau penghilangan seluruh
atau sebagian dari komponen bioaktif, vitamin dan mineral serta senyawa
bioaktif tidak sesuai lagi dalam kategori pangan yang menyusun diet
sehat.
"Pangan utuh adalah pangan yang tidak atau sedikit mengalami proses
penghilangan bagian yang dapat dimakan seperti pemurnian, penyosohan,
pengupasan kulit air, ekstraksi atau isolasi. Sedangkan bahan baku
diperoleh dari proses pemurnian, seperti gula pasir, tepung gandum
sosoh, beras putih, minyak murni, dan garam murni," katanya.
Pemikiran tentang pangan nabati, utuh dan alami ini disampaikan
oleh Prof Fransiska dalam orasi ilmiah Guru Besar IPB dengan judul
"Pangan Nabati, Utuh dan Fungsional Sebagai Penyusun Diet Sehat" yang
akan dilaksanakan Rabu (13/5) di Kampus IPB Dramaga.