Orang tua perlu ketahui kelainan genital sejak dini
Jumat,2015-05-29,09:12:46
Ilustrasi foto kegemukan pada anak. (healthwireblog.com)
(Berita Dunesia) Jakarta - Orangtua dihimbau agar mengenali dan memahami ragam kelainan genital pada anak laki-laki sejak dini.
"Orang
awam banyak yang belum mengetahui bahwa gangguan pada anak tidak
sedikit, termyata kelainan genetal pada anak terjadi pada 1 dari 250
kelahiran laki-laki," kata Prof. dr. Hadiarto Mangunnegoro, SpP(K),
FCCP, Direktur RS Siloam ASRI dalam seminar media di Jakarta, Kamis.
"Bukan kelainan yang ecek-ecek, ini kelainan yang sangat serius esok hari," sambung dia.
Kelainan
pada alat kelamin anak laki-laki sangat bervariasi, antara lain ukuran
penis kecil (mikropenis), penis tidak muncul atau buried penis (umumnya
karena tertutup lapisan lemak di bagian bawah perut), lubang kencing
tidak normal, lubang terletak di bagian bawah (hipospadia) dan buah
zakar (testis) yang tidak turun.
Namun, menurut Dr. dr. Irfan
Wahyudi, SpU (K), Ahli Urologi RS Siloam ASRI, kelainan tersebut kurang
diperhatikan karena mungkin bukan kelainan yang serius tidak menyebabkan
kematian atau kecacatan yang menggangu kualitas hidup pada awalnya.
"Genital itu suatu hal yang tidak banyak diungkapkan apalagi orang timur sehingga yang terjadi disinformasi," kata dia.
Untuk
mengetahui kelainan genital pada anak sejak dini, dokter Irfan
menyarankan agar orang tua memeriksa anak mereka sejak awal kelahiran,
"Jangan
cuma tanya jenis kelamin, tapi tanyakan juga kelengkapan genitalnya,
seperti panjang penis, lokasi lubang kencing, bentuk penis, ada atau
tidaknya testis pada kantung zakar," ujar dia.
Lebih lanjut
dokter Irfan mengatakan saat memandikan anak orang tua disarankan untuk
memeriksa genital anak. Selain itu, saat anak mulaiu menyadari ada yang
berbeda dengan alat kelaminnya, orang tua diminta lebih peka.
"Saat
memandikan anak biasanya dengan air hangat orang tua dapat meraba,
kalau curiga tolong segera dibawa ke dokter," kata dokter Irfan.
"Yang penting tau dulu, karena kalau terlambat bisa berbahaya," tambah dia.