Orang ingin sehat tapi enggan ubah gaya hidup
Jumat,2015-11-13,08:32:24
(Berita Dunesia) Jakarta - Sebagian masyarakat Indonesia ternyata cukup
peduli pada kesehatan dirinya. Namun, tak berarti mereka mengubah gaya
hidupnya menjadi sehat, menurut sebuah survei terbaru.
Dalam survei yang melibatkan 706 orang responden di Jakarta dan
Jawa Timur itu, diketahui 73 persen responden mengaku kesehatan pribadi
sangat penting. Angka ini lebih tinggi ketimbang tahun lalu, yakni 52
persen.
Para responden ini berusia 25-60 tahun. Mereka diminta melakukan sesi wawancara dengan surveyor secara online selama 20 menit.
Sekalipun menganggap kesehatan pribadi penting, namun sebagian
dari mereka justru enggan mengubah gaya hidupnya menjadi sehat. Lebih
dari sepertiga responden (35 persen) masih tidak berolahraga rutin.
Kemudian, 32 persen masih terbiasa tidur kurang dari enam jam per harinya. Tak hanya itu, 28 persen responden masih merokok.
"Apa yang kita lihat adalah adanya peningkatan kesehatan,...
Namun, apa yang belum sepenuhnya bergeser adakah tidak adanya hubungan
antara kesadaran atas gaya hidup yang lebih baik," kata Presiden
Direktur PT Sun Life Financial Indonesia, Elin Waty, di Jakarta, Kamis.
Bila dilihat dari alasan responden, masalah biaya dan waktu menjadi hambatan utama menjalani gaya hidup sehat dan aktif.
Selain itu, kurangnya motivasi diri, gangguan yang membuat tidak fokus, kurangnya fasilitas olahraga turut menjadi hambatan.
Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSCM,dr. Em Yunir, SpPD-KEMD, mengatakan, sekalipun melakukan gaya
hidup sehat merupakan hal termudah mencegah munculnya penyakit semacam
diabetes, namun ini paling sulit dilakukan.
"Mengubah gaya hidup paling susah dilakukan. Seringkali
pengetahuan dan perilaku tak seimbang, apalagi kalau perilaku yang
dituntut menganggu kenyamanan hidup seseorang," kata Yunir dalam
kesempatan yang sama.
Yunir mencontohkan, mengubah kebiasaan konsumsi makanan berlemak dengan sayuran, misalnya, tak semua orang mampu melakukannya.
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2015