Murid SMP turunkan spanduk iklan rokok
Jumat,2015-11-06,08:13:45
(Berita Dunesia) Jakarta - Delapan murid SMP Negeri 104 Jakarta Selatan
bersama aparat Kelurahan Tegal Parang dan Kecamatan Mampang Prapatan
menurunkan spanduk-spanduk iklan rokok di warung-warung yang berada di
sekitar sekolah.
"Kami tidak mau teman-teman kami terjebak rokok. Kami tidak mau
jadi target promosi rokok. Rokok tidak sehat, mengapa diiklankan," kata
Hilda Ameliah, murid kelas IX SMP 104 Jakarta Selatan di Jakarta, Kamis.
Murid-murid yang terlibat dalam penurunan spanduk iklan rokok
selain Hilda adalah Mita Ramadhana, Ananda Bella, Rahmah Suhadah, Haikal
Azri, Dian Setiawati, Ina Wijayanti dan Indri Wahyuningsih.
Selain menurunkan spanduk iklan rokok, mereka juga memasang spanduk
baru di warung-warung tersebut. Spanduk yang dipasang adalah kampanye
tidak menjual rokok kepada anak sekolah.
"Di sekolah kami ada komunitas yang dibentuk setelah kakak-kakak dari
Smoke Free Agent (SFA) datang. Tujuannya mencegah teman-teman untuk tidak merokok," tuturnya.
Sekretaris Kecamatan Mampang Prapatan Syaiful Rahman mengatakan
kegiatan itu merupakan inisiatif para murid setelah berkoordinasi dengan
kecamatan.
"Namun, kami memang memiliki Satuan Tugas Kawasan Dilarang Merokok
(KDM) yang bertugas mengawasi pelaksanaan (KDM). Kecamatan Mampang
Prapatan juga juara II lomba K3 di Jakarta Selatan yang salah satu
penilaiannya adalah penegakan KDM," katanya.
Nurhayati Agus, guru SMP 104 Jakarta Selatan yang mendampingi
murid-muridnya mengatakan pihak sekolah memang aktif memberikan
bimbingan tentang bahaya merokok.
"Di sekolah juga banyak dipasang tulisan dilarang merokok dan
poster-poster bahaya merokok. Kami beri pemahaman kepada murid-murid
bahwa rokok adalah gerbang narkoba," tuturnya.
Sementara itu, salah satu pemilik warung yang bernama Mufidah
menyambut baik kegiatan murid-murid SMP 104. Di warungnya, memang masih
ada spanduk iklan rokok, tetapi sudah dirobek bagian iklannya.
"Sejak larangan iklan rokok diberlakukan, kami merobek spanduk
iklan rokok itu dengan hanya menyisakan nama warung. Pemasar rokok yang
datang juga sudah tahu dan tidak lagi memberi spanduk yang baru,"
katanya.
Mufidah mengatakan tidak pernah mau menjual rokok kepada anak-anak
sekolah. Dia juga tidak menjual rokok secara batangan agar tidak mudah
dibeli anak-anak sekolah.
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2015