(Berita Dunesia)
MAGELANG — Siswa-siswa
SMP Negeri 2 Mertoyudan, Kabupaten Magelang, mulai membiasakan diri
mengurangi penggunaan plastik di lingkungan sekolahnya.
Mereka
biasa memakai pincuk (daun pisang) saat membeli makanan di kantin
sekolah. Di kantin sekolah tidak banyak ditemukan makanan kemasan
plastik, apalagi stereofoam.
Kebanyakan makanan yang
dijual berupa tempe goreng, pisang goreng, tahu, keripik, dan kudapan
tradisional. Minuman yang dijual pun tidak ada yang dalam kemasan. Kalau
hendak membeli minuman, kantin sudah menyediakan gelas yang harus
dikembalikan lagi setelah dipakai. Kantin menjual teh, air putih, dan
minuman segar buatan sendiri.
"Kami biasanya bawa bekal atau
wadah sendiri dari rumah, tapi kalau mau jajan di kantin pakai pincuk
dan gelas dari kantin. Supaya tidak banyak sampah plastik, itu (plastik)
kan berbahaya untuk lingkungan," kata Lani, siswa kelas VIII, Selasa
(23/2/2016).
Septi dan teman-temannya tampak mulai menikmati
kebiasaan tersebut. Mereka akan kena tegur guru jika kedapatan melanggar
peraturan tersebut.
"Kalau jajan makanan kemasan plastik, bungkusnya tidak boleh dibuang sekolah, tapi dibawa pulang," kata Alifia, siswa lainnya.
Sekolah Adiwiyata
Kepala
Sekolah SMP Negeri 2 Mertoyudan Aziz Amin Mujahidin mengatakan, kantin
sehat sudah diterapkan ketika sekolah mulai mengembangkan sekolah
berbasis lingkungan (Adiwiyata) sejak dua bulan terakhir.
Langkah
tersebut sebagai upaya untuk membudayakan hidup sehat dan bersih pada
siswa mulai dari lingkungan sekolah. Termasuk sebagai bentuk partisipasi
sekolah kepada Pemerintah Kabupaten Magelang agar meraih penghargaan
Adipura 2017.
"Kantin sehat ini bertujuan agar kami terbiasa
mengurangi konsumsi makanan kemasan. Makanan yang dijual makanan
tradisional yang murah meriah dan sehat. Selain itu, upaya ini juga demi
mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah," kata Azis.
Lebih
lanjut, ujar Azis, siswa ataupun guru yang tidak mengindahkan peraturan
ini akan mendapat teguran, tetapi dengan cara yang persuasif.
Diharapkan kebiasaan ini juga diterapkan di lingkungan mereka di luar
sekolah.
Di sekolah yang terletak di Desa Japunan, Kecamatan
Mertoyudan, ini pun tampak begitu asri dan hijau. Di beberapa sudut
sekolah tumbuh berbagai pohon peneduh, tanaman obat keluarga (toga),
bahkan beragam sayuran segar, seperti sawi, seledri, bayam, dan selada
yang ditanam dengan teknik hydroponic di depan kelas.
Azis
menambahkan, tahapan menuju sekolah Adiwiyata tidak hanya pada
penerapan kantin sehat, tetapi juga pada setiap mata pelajaran harus
berintegrasi dengan lingkungan.
"Harapan kami masyarakat sekitar
sekolah juga ikut berpastisipasi. Tentu kami pun berusaha untuk
malakukan pembenahan sarana dan prasarana untuk mendukung sekolah kami
menjadi sekolah Adiwiyata," ucap Azis.
Penulis |
: Kontributor Magelang, Ika Fitriana |
Editor |
: Erlangga Djumena |