SALATIGA - Puncak perayaan Imlek
atau Tahun Baru China, umat TITD (Tempat Ibadah Tri Dharma) Hok Tek Bio,
Salatiga, Jawa Tengah, Senin (22/2/2016) menggelar Festival Barongsai
dan kesenian Liong.
Ribuan warga Kota Salatiga terlihat menyemut
di kelenteng yang terletak di Jl Sukowati 13, Salatiga sejak satu jam
sebelum acara dimulai pukul 14.00 WIB.
Tahun ini ada tiga grup
yang menyuguhkan atraksi barongsai dan lion naga dari Group Naga Hitam
Kota Salatiga, Dharma Asih Kota Semarang, dan Yoo Hap Hwee Kota
Semarang.
"Tiap group masing-masing berjumlah antara 40 hingga 50
orang. Mereka memperebutkan angpau yang kami sediakan dengan total
mencapai Rp 10 juta dari pihak sponsor,” ungkap Ketua Panitia Perayaan
Cap Go Meh Salatiga, Heri Yohansen.
Menurut
Heri, perayaan Cap Go Meh ini sekaligus titik penutupan perayaan Imlek
2567. Sebelumnya, beberapa kegiatan yang telah dilakukan di TITD Hok Tek
Bio Salatiga seperti tahun-tahun sebelumnya, di antaranya adalah bakti
bersih dan ritual mengantarkan dewa-dewi ke Pasamuan Agung.
"Setelah
dibersihkan, umat menghias tempat ibadah. Di malam tahun baru Imlek,
seluruh umat berkumpul untuk beribadah atau berdoa. Tepat di tahun baru,
baik pengurus maupun umat saling bersalaman dan bersama-sama menyambut
atau merayakan Imlek. Seminggu setelahnya kami menggelar sembahyang Keng
Thi Kong di sini,” kata Heri.
Siti
Khotijah (50), perempuan berkerudung putih itu adalah salah satu di
antara warga yang berjubel di muka Kelenteng Hok Tek Bio untuk
menyaksikan atraksi barongsai dan liong samsi.
Warga Cebongan,
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga itu mengaku tidak pernah melewatkan
perayaan rangkaian Imlek di tempat ibadah umat Tri Dharma tersebut.
"Saya sengaja ajak anak-anak nonton barongsai supaya sejak dini mengenal
keragaman budaya Indonesia. Selain juga menghibur," kata Siti.
Kota
Salatiga selama ini dikenal sebagai "Indonesia Mini" lantaran keragaman
etnis, agama dan budaya warganya. Kompleksitas budaya di Salatiga tidak
lepas dari keberadaan dua perguruan tinggi berbasis agama, yakni
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga.
Banyak mahasiswa dari berbagai daerah di
Indonesia menuntut ilmu di kota yang dulunya tempat persinggahan
kolonial Belanda ini.