Ilmuwan ungkap rahasia genetik nanas
Kamis,2015-11-05,08:48:15
(Berita Dunesia) Washington - Para ilmuwan akhirnya berhasil mengungkap
rahasia genetik nanas, buah tropis yang dinikmati beragam orang di dunia
dalam irisan, potongan, jus, kue, selai, es krim, yogurt, pina colada,
ham mengkilap sampai pizza hawai.
Mereka pada Senin (2/11)
mengatakan telah merunut genom nanas, mempelajari susunan genetik yang
mendasari toleransi tumbuhan itu pada kekeringan dan bentuk khusus
fotosintesis, proses tumbuhan mengubah cahaya menjadi energi kimia.
Genom
itu menjadi dasar pengembangan beragam varietas budidaya dengan tingkat
ketahanan terhadap penyakit dan serangga, kualitas, dan produktivitas
yang lebih baik serta jangka hidup lebih lama, kata ahli biologi
tumbuhan University of Illinois, Ray Ming.
Nanas yang dibudiyakan
sekitar 6.000 tahun lalu di daerah yang sekarang bagian barat daya
Brasil dan timur Paraguay dan baru-baru ini dikembangkan di kawasan
tropis dan subtropis adalah bisnis besar.
Buah itu merupakan buah
tropis terpenting setelah pisang, dan tumbuh di 80 lebih negara dengan
nilai bisnis tahunan lebih dari delapan miliar dolar AS.
"Produksi
industri nanas di Hawaii seabad lalu menjadikan nanas buah populer di
dunia karena aroma dan rasanya yang luar biasa," kata Ming seperti
dilansir kantor berita Reuters.
Nanas adalah tanaman yang menggunakan jenis fotosintesis yang disebut CAM, atau
Crassulacean Acid Metabolism, yang berevolusi di daerah kering untuk efisiensi tinggi penggunaan air.
Itu
adalah satu dari tiga tipe fotosintesis dan berbeda dari bentuk
fotositesis sebagian besar tumbuhan. Kebanyakan tanaman menggunakan
jenis fotosintesis yang disebut C3.
Tumbuhan dengan fotosintesis
CAM menggunakan air 20 sampai 80 persen lebih sedikit ketimbang
kebanyakan tanaman dan bisa tumbuh di lahan kering dan marjinal yang
tidak cocok untuk sebagian besar tanaman.
Beberapa gen
fotosintesis nanas diatur oleh jam sirkadian gen-gennya, yang
memungkinkan tumbuhan itu membedakan siang dan malam dan menyesuaikan
metabolisme mereka.
Ming mengatakan ini masuk akal karena
fotosintesis CAM membuat tumbuhan menutup pori-pori daun mereka pada
siang hari dan membukanya pada malam hari untuk membantu mempertahankan
kelembaban.
Di tengah perkiraan perubahan iklim global, para
peneliti mengatakan pemahaman genom nanas bisa membantu merekayasa
toleransi terhadap kekeringan pada tanaman lain dan bahkan merekayasa
tanaman dengan fotosintesis C3 seperti padi dan gandum untuk menggunakan
fotosintesis CAM.
"Penggunaan fotosinteis CAM bisa membawa
dampak besar ke keseluruhan industri makanan," kata ahli biologi
molekuler tumbuhan Qingyi Yu dari Texas A&M AgriLife Research Center
di Dallas tentang hasil penelitian yang dimuat di jurnal Nature
Genetics.
Penerjemah: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015