JAKARTA - Pemerhati dunia teknologi dan
informasi, Donny Budi Utoyo meminta GoJek untuk transparan atas apa yang
terjadi dengan aplikasinya.
Baru-baru ini, seorang programer
mengetahui celah keamanan yang terdapat di dalam aplikasi GoJek, dimana
data pengguna dan pengendara bisa dilihat, seperti nama, alamat, nomor
telepon, e-mail, dan sebagainya.
"Kalau memang ada kebocoran, sampaikan ke pelanggan, menyampaikannya ke publik bisa lewat website atau aplikasinya," kata Donny, Rabu (20/1/2016).
"Jangan sembunyi-sembunyi diam saja, setelah ramai di media baru ngomong," imbuhnya.
Ditambahkan
Donny, transparansi itu perlu sebab pelanggan berhak tahu apa yang
terjadi dengan data mereka yang ditaruh di server GoJek.
"Yang paling penting tanggung jawab dia mengumpulkan data pribadi dan menyimpannya harus ada," ujar Donny.
Pengetahuan bagi pengguna dan driver
GoJek
juga diminta untuk memberikan pengetahuan tentang privasi data, tak
hanya kepada pengguna saja, namun juga pengemudi GoJek.
Selain
mendapatkan pelatihan berkendara, driver GoJek juga harus diberi
pengetahuan bahwa data pelanggan seperti nomor telepon itu adalah data
pribadi yang harus mereka lindungi.
"Mereka juga harus mendapat pengetahuan, jangan sampai data yang dititipkan ini disalahgunakan oleh mitra GoJek," kata Donny.
Selama
ini, GoJek dalam operasinya memungkinkan pengendaranya mengakses nomor
telepon pengguna GoJek. Mereka bisa menelpon pengguna, dan riwayat
telepon itu tercatat dalam smartphone-nya.
Pelanggan juga harus diberi pengertian bahwa data yang dipercayakan ke GoJek ditaruh di server dan bisa diakses oleh pengendara GoJek, pengalihan data ini yang harus disadari oleh pelanggan GoJek.
Donny
juga meminta agar pemerintah segera mengesahkan peraturan menteri
tentang perlindungan data privasi, atau mempercepatnya menjadi sebuah
undang-undang, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara maju.
Editor : Reza Wahyudi