DENGAN panjang garis pantai 2.333 kilometer
dan sebaran 282 pulau, Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki banyak
potensi destinasi wisata bahari. Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika
merupakan salah satu potensi yang berpeluang besar dikembangkan bersama
sembilan destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Kawasan seluas
1.035 hektar di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, itu memiliki beberapa
pantai menawan yang perawan, seperti Pantai Kuta, Pantai Seger, dan
Tanjung Aan.
Ombak besar di pantai-pantai itu cocok untuk
selancar, alam bawah lautnya yang indah berpotensi untuk wisata
penyelaman. Kawasan hutan dan tradisi mencari cacing nyale yang lekat
dengan legenda Putri Mandalika cocok untuk ekowisata.
Wakil
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Amin, di Mataram,
mengatakan, setelah macet 25 tahun, perkembangan pembangunan Kawasan
Ekonomi Khusus Mandalika pesat pada tahun ini karena mendapatkan
perhatian khusus Presiden Joko Widodo.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Wisatawan berlatih menyelam di sebuah kolam renang milik sebuah
operator selam di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Kamis (4/2/2016). Gili
Trawangan adalah pulau dengan kunjungan wisata tertinggi diantara Pulau
Gili lainnya yaitu Gili Air dan Gili Meno dan menjadi andalan wisata di
Nusa Tengara Barat.
Pemerintah
pusat sudah mengucurkan dana Rp 250 miliar dan menjanjikan tambahan Rp
1,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur dan menarik investor masuk.
Selain
Hotel Pullman yang sedang dibangun, di kawasan itu akan dibangun 100
hotel. Total investasi yang akan masuk ke kawasan itu Rp 37 triliun.
Jika
sudah beroperasi, kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, kawasan itu
diharapkan bisa menarik 1 juta wisatawan mancanegara (wisman). Ini
berarti akan memberikan pemasukan bagi negara sekitar 1 miliar dollar AS
(Rp 14 triliun) per tahun.
Selain Mandalika, NTB pun memiliki
banyak pulau kecil atau gili dengan potensi wisata bahari yang besar.
Contohnya Gili Trawangan, Meno, dan Air yang menjadi salah satu
primadona destinasi wisata NTB.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Wisatawan bersantai di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Kamis (4/2/2016).
Gili Trawangan adalah pulau dengan kunjungan wisata tertinggi di antara
Pulau Gili lainnya yaitu Gili Air dan Gili Meno dan menjadi andalan
wisata di Nusa Tengara Barat.
Sejak
didatangi wisatawan pada 1986, industri pariwisata di tiga gili ini
berkembang pesat. Wisatawan yang datang hampir 98 persen adalah wisman.
”Jumlah
wisatawan yang menyelam di gili tiap tahun mencapai 72.000 orang atau
200 orang per hari,” ujar Ahmad Rifai, pengelola PT Blue Marlin Dive.
Jumlah
itu belum termasuk yang berselancar, berenang, atau hanya menikmati
keindahan pantai. Kamar hotel/penginapan sebanyak 3.000 unit di tiga
gili ini kerap tak mampu menampung wisatawan yang datang.
Kepala
Seksi Analisis Pasar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Harris
mengatakan, banyak gili lainnya yang tak kalah menawan. Di Kecamatan
Sekotong, Lombok Tengah, misalnya, antara lain terdapat Gili Asahan,
Gede, Poh, Nanggu, Tangkong, Kedis, dan Sudak yang mulai dikunjungi
wisatawan.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Wisatawan asing backpackers di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Kamis
(4/2/2016). Gili Trawangan adalah pulau dengan kunjungan wisata
tertinggi diantara Pulau Gili lainnya yaitu Gili Air dan Gili Meno dan
menjadi andalan wisata di Nusa Tengara Barat
Di sekitar Pulau Sumbawa pun bertebaran gili-gili yang memesona. Sebagaimana di Lombok, gili-gili di Sumbawa
juga dikelilingi pasir putih dengan laut jernih yang kaya biota laut.
Di
wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, misalnya, ada 16 gili yang berpotensi
dikembangkan untuk destinasi wisata. ”Saat ini, pemanfaatan gili-gili
tersebut lebih untuk perikanan tangkap,” kata Sekretaris Dinas Kelautan,
Perikanan, dan Peternakan Sumbawa Barat Khaerul Jibril.
Dari 16
gili tersebut, kata Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kabupaten Sumbawa Barat Saleh, baru Gili Balu, yaitu gugusan delapan
gili di Selat Alas, yang tengah dikembangkan untuk pariwisata.
Tingkat
kunjungan wisatawan ke Gili Balu berkisar 300-400 orang per minggu,
terutama ke Pulau Kenawa yang berada di dekat Pelabuhan Poto Tano.
KOMPAS/LASTI KURNIA
Wisatawan asing bermain kano di Pulau Gili Trawangan, Lombok, Kamis
(4/2/2016). Gili Trawangan adalah pulau dengan kunjungan wisata
tertinggi diantara Pulau Gili lainnya yaitu Gili Air dan Gili Meno dan
menjadi andalan wisata di Nusa Tengara Barat.
Sejumlah
investor mulai melirik gili-gili tersebut. PT Nusantara Oriental
Permai, misalnya, berencana membangun 70 vila di Pulau Paserang. PT Gili
Balu tengah mengurus izin untuk mengembangkan pariwisata di tujuh gili
lainnya, termasuk Pulau Kenawa.
Di Kabupaten Sumbawa, dari 62
gili yang ada, Pulau Moyo, Ketapang, Panjang, Temedong, dan Bedil
berpotensi dikembangkan untuk destinasi wisata. Moyo jadi destinasi
unggulan, terutama setelah PT Amanwana Resort membangun resor di pulau
di mulut Teluk Saleh ini.
”PT Moyo Island akan membangun 32 kamar
(penginapan) di samping Amanwana,” kata Kepala Seksi Promosi dan
Pemasaran Wisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
Kabupaten Sumbawa Darmawan.
Namun, infrastruktur penunjang
pariwisata yang belum memadai menjadi kendala pengembangan wisata gili
tersebut, terutama di sekitar Pulau Sumbawa.
BARRY KUSUMA Pantai di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Di
Moyo, yang notabene menjadi ikon wisata Sumbawa, pun dalam sehari hanya
tersedia dua kali penyeberangan menggunakan perahu tradisional
berkapasitas 20 orang.
”Kami sudah ke Kementerian Pariwisata dan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi minta
bantuan kapal, juga untuk ke Pulau Moyo,” kata Kepala Seksi Pengembangan
Nilai Budaya Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
Kabupaten Sumbawa Fitriati. (NIK/IKA/GRE/RUL)