Pertemuan Obama-Jokowi. Presiden Amerika Serikat Barack Obama (kanan) dan Presiden Indonesia Joko Widodo (kiri) bersalaman setelah pertemuan mereka di Runag Oval Gedung Putih di Washington, Senin (26/10). Presiden Joko Widodo akan kembali lebih awal dari yang direncanakan dari perjalanan dinasnya ke Amerika Serikat karena krisis asap di Indonesia, menurut pihak Istana pada hari Senin. (REUTERS/Jonathan Ernst)
(Berita Dunesia) Jakarta - Pernyataan pers bersama antara Presiden RI Joko
Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Oval
Office, Kompleks Gedung Putih, Washington DC, menjadi momen yang menarik
perhatian.
Dua pemimpin dari negara demokrasi terbesar dunia itu berada dalam satu frame yang tergolong sebuah kesempatan langka.
Baik pernyataan, penampilan, mimik hingga gestur kedua pemimpin itu
pun menjadi bahan yang menarik untuk ditelisik lebih dalam.
Pada kesempatan itu, Presiden Obama terlebih dahulu menyampaikan pernyataan media.
Namun dasar Obama yang selama ini dikenal pandai memesona publik,
suami Michelle Obama itu melontarkan salam selamat siang dalam bahasa
Indonesia kepada wartawan yang sebagian di antaranya berasal dari
Indonesia.
Sontak sapaan itu menjadi semacam hadiah tersendiri tidak saja bagi
Jokowi namun siapa saja yang berasal dari Indonesia di ruangan yang
tidak terlampau luas itu.
Salam Obama dalam bahasa Indonesia menyimbolkan sebuah penerimaan yang hangat dari seorang tuan rumah terhadap tamunya.
Itu sekaligus melambangkan adanya hubungan pribadi yang dekat antara
Obama dengan Indonesia sebagaimana diakuinya ketika membuka pernyataan
persnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said misalnya
mengamati hal itu sebagai upaya Obama yang mencoba mengirim pesan bahwa
dirinya tahu Indonesia dan pernah tinggal di sana.
"Obama tampak sangat menikmati pertemuan itu bahkan hingga waktunya
molor lebih panjang sampai stafnya memberikan kode waktu telah habis,"
katanya.
Suasana penuh keakraban dan raut Obama yang penuh perhatian ketika
Jokowi berbicara menjadi sesuatu yang layak untuk diperhatikan.
Namun dari sisi penampilan di depan publik, Sudirman mengatakan
tidak bisa dibandingkan antara Presiden yang baru setahun menjabat dan
merupakan seorang "pendatang baru" di Jakarta dengan seorang Presiden
yang telah hampir menghabiskan dua periode kepemimpinannya.
"Seorang Presiden AS yang sudah dua periode pasti beda tapi ia tetap
menunjukan respek yang tinggi terhadap Presiden Jokowi yang sempat
memberikan mention khusus bahwa Jokowi adalah pendatang baru di Jakarta
dengan tantangan yang besar tetapi hanya dalam setahun sudah melakukan
banyak hal yang fundamental," katanya.
Obama di akhir pernyataannya bahkan sempat mengajak Jokowi bersalaman dengan wajah menghadap kamera.
Gestur itu memiliki filosofi yang mendalam karena Obama ingin dunia
tahu bahwa ia punya tekad untuk memperkuat hubungan bilateral dengan
Indonesia.
Senyum Oval
Pasti bukan mudah untuk mengalahkan pesona Obama yang dikenal
"charming" itu. Namun hal itu seperti tidak menjadi beban tersendiri
bagi seorang seperti Jokowi.
Senyum ala Jokowi tetap terkembang di ruang kerja Obama, Oval
Office, ketika keduanya duduk bersisian memberikan pernyataan media.
Berbeda dengan Obama, Jokowi menyiapkan catatan dalam map kulit
warna hitam yang menjadi acuannya ketika memberikan pernyataan pada
camera spray Gedung Putih.
Catatan itu menjadi filosofi tersendiri yang menunjukkan betapa
Jokowi sangat berhati-hati meskipun ada improvisasi yang dilakukannya
ketika berbicara soal asap.
Jokowi yang terbiasa bersikap santai kemudian diuji untuk lebih
sistematis di hadapan puluhan media asing yang hadir yang sangat
mengharapkan berita besar dari kunjungannya tersebut.
Dalam berbagai kesempatan Jokowi selalu menyampaikan posisinya ingin
disejajarkan dengan pemimpin dari negara-negara besar yang lain.
Barangkali mindset seperti itulah yang menjadikan kepercayaan dirinya
tumbuh demikian kuat.
Penampilan Jokowi terbilang lumayan untuk seukuran "pendatang baru" di Jakarta bahkan melebihi ekspektasi.
Jokowi boleh dikatakan mampu sedikitnya mengimbangi Obama saat
menyampaikan kalimat; "Saya dan Presiden Barack Obama berkomitmen untuk
memperkuat hubungan Indonesia-Amerika."
Tak seperti Obama, Jokowi mengancingkan jasnya sementara Obama
membiarkan jasnya tidak terkancing sehingga kemeja biru muda dan dasinya
tampak sangat jelas.
Hal itu menunjukan filosofi betapa Jokowi ingin menghormati tuan
rumah sementara Obama justru ingin membangun suasana yang lebih akrab,
bersahabat, dan tidak terlampau formal menegangkan.
Babak Baru
Berdua berjalan menyusuri lorong Rose Garden sesaat setelah
memberikan keterangan pers di Oval Office membuat hubungan Indonesia dan
Amerika Serikat laksana memasuki babak baru yang semakin cerah.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan pertemuan bilateral
antara Presiden Jokowi dan Presiden Obama yang berlangsung di Oval
Office, Gedung Putih, dan berlangsung selama 1 jam 10 menit dan
pernyataan pers bersama selama 20 menit berlangsung penuh makna.
"Pertemuan berlangsung dengan sangat baik, akrab juga produktif," ucap Menlu.
Pertemuan dimulai dengan pernyataan belasungkawa Presiden Obama
kepada Presiden Jokowi atas meninggalnya Eyang Sani Wirorejo, nenek dari
Jokowi.
Dalam catatan Menlu, ada satu hal yang menarik setelah pertemuan
selesai dilakukan, di mana tidak menjadi kebiasaan dari Presiden Obama
pada saat pertemuan selesai dilakukan.
"Presiden Jokowi diundang untuk berjalan di lorong rose garden sampai ke tempat kediaman Presiden Obama," kata Menlu.
Dari kediaman, Presiden Obama mengajak Presiden Jokowi masuk ke
lorong yang menghubungkan antara kediaman Presiden Obama ke oval office
dan Presiden Obama sendiri yang mengantar ke depan pintu, sebelum masuk
ke mobil. "Hal yang menarik menunjukkan kedekatan terhadap Indonesia,"
kata Menlu.
Dan treatment semacam ini, menurut pengamatan Menlu, di mana seorang
Kepala Negara diajak ke area residen Presiden Obama, tidak pernah
diberikan kepada kepala negara lain.
"Menunjukkan kedekatan Presiden Obama dan harapan Amerika untuk
meningkatkan kerja sama dengan Indonesia untuk menciptakan kerja sama
strategis dengan Indonesia dan mengharapkan Indonesia dapat terus
memainkan peran yang penting dan signifikan di ASEAN," ucap Menlu.
Sesaat setelah melakukan pernyataan pers, Obama mengajak Jokowi
berkeliling termasuk melihat sejumlah foto dan lukisan Presiden AS dari
masa ke masa.
Keduanya melalui koridor dan terlibat pembicaraan akrab.
Filosofi yang penuh makna antar keduanya tampak di sela keakraban sesaat yang dibangun.
Di balik semuanya itu, Obama tetaplah yang paling mampu menghadirkan
suasana "cair" barangkali karena ingin menunjukkan betapa berartinya
Indonesia sebagai bagian dari masa kecilnya.
Sebuah filosofi penuh arti yang menandai terbukanya babak baru yang
semakin positif bagi hubungan Indonesia dan Amerika Serikat (AS).
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015