Fasilitas Kesehatan di daerah kabut asap siaga 24 jam
Jumat,2015-10-02,08:55:05
(Berita Dunesia) Bencana Kabut Asap akibat terjadinya kebakaran hutan di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan..
Kabut asap pekat terutama menyelimuti wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan. Kabut asap juga menyebar ke sejumlah daerah di sekitar enam provinsi tersebut.
Di
Sumatera, kabut asap menyelimuti 80 persen wilayahnya. Paling tidak
sebanyak 25,6 juta jiwa terpapar asap, yaitu 22,6 juta jiwa di Sumatera
dan 3 juta jiwa di Kalimantan. Bencana kabut asap ini memicu
keprihatinan beberapa pihak bahkan kabut asap tersebut berdampak sampai
negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura.
Bahkan dampak
kabut asap ini menyebabkan beberapa Bandara Udara khususnya beberapa
wilayah Sumatera ditutup karena aktifitasnya terganggu kabut asap.
Menkes
Nila F. Moeloek menyatakan keprihatinan atas kejadian kabut asap di
sejumlah wilayah tersebut. Untuk mengurangi risiko terkena dampak asap,
Menteri Kesehatan mengimbau masyarakat yang daerahnya terkena dampak
kabut asap agar tidak keluar rumah bila tidak perlu; selalu pakai
masker; cukup minum dan konsumsi buah; dan segera berobat jika sakit.
"Penyediaan
masker juga akan ditambah lagi hari ini ke kawasan yang terkena kabut
asap. Kami mengirim kembali masker, obat-abatan dan tenaga tambahan
serta tenaga medis. Dengan truk kita kirimkan ke sana," kata Ketika
melepas tenaga kesehatan yang ditugaskan untuk membantu korban akibat
asap di Provinsi Riau, 18/9 di halaman kantor Kemenkes, Kuningan,
Jakarta.
Selain itu, Menkes menambahkan bahwa pihaknya pun sudah
melakukan koordinasi dengan dinas-dinas kesehatan untuk menerjunkan
tenaga medis guna mengobati warga yang terkena dampak kabut asap, baik
di wilayah Sumatera, Kalimantan.
Pekatnya kabut asap di daerah
sekitar Sumatera dan Kalimantan turut mempengaruhi jumlah penderita
kesehatan khususnya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Untuk
menangani penderita ISPA, Pemerintah Propinsi di wilayah Sumatera dan
Kalimantan memerintahkan rumah sakit (RS) dan puskesmas untuk siaga 24
jam.
Untuk memaksimalkan siaga 24 jam, tiap RS maupun puskesmas harus menyiagakan dokter tanpa ada kekosongan petugas kesehatan.
"Sebenarnya
tenaga medis setempat pun cukup. ISPA juga bukan untuk dirawat, kita
hanya mengobati saja. Jadi kita bantu suplai obat-obatan, masker dan
makanan tambahan," tutur Menkes.
Menkes menegaskan hingga saat ini belum ditemukan hubungan kejadian penyakit kanker dengan asap kebakaran hutan.
Menurut
Menkes paparan asap kebakaran hutan yang terus menerus (seumur hidup)
berbeda dengan paparan asap rokok yang dihisap selama 10 – 20 tahun.
Dalam
penanganan kabut asap ini Kementerian Kesehatan berupaya meminimalisir
dari dampak ini dengan mengirim Tim Asistensi Teknis Manajemen bencana
dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehtan (PPKK), Dit. Penyehatan
Lingkungan, Kesehatan Matra, Pusat Promosi, serta mengirim Tim Rapid
Health Assesment (RHA) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK)
untuk melaksanakan pendampingan manajemen bencana ke Dinas Kesehatan
yang wilayahnya terkena dampak kabut asap dan merekomendasikan dalam
peningkatan upaya Promotif. Kemenkes juga mengirim masker; Logistik
kesehatan berupa paket gizi (MP-ASI, MPT- Bumil dan PMT-AS) dan tenda
Pos Kesehatan.
Berita dan Info
kesehatan lebih lanjut dapat dilihat di
laman http://www.depkes.go.id dan http://www.sehatnegeriku.com.[*]
COPYRIGHT © ANTARA 2015