Bengkulu - Kisah dokter hewan di Balai Konservasi Sumber
Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Erni Musabine, yang seperahu dengan satu
harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) menjadi perbincangan netizen di media sosial.
Foto dokter perempuan yang menyeberangkan harimau Sumatera dalam
relokasi menuju Taman Wisata Alam (TWA) Seblat, di Kabupaten Bengkulu
Utara, mendapat apresiasi dari ratusan pengguna media sosial Facebook.
"Terima kasih dokter Yanti atas dedikasi tanpa pamrih untuk
menyelamatkan hewan langka di Indonesia. Tetap semangat," tulis netizen,
Ana Rusianah, dalam kolom komentar foto yang diunggah dalam laman
Geopix Asia itu.
Proses pemindahan harimau sumatera yang didokumentasikan pegawai
BKSDA itu diunggah ke media sosial pengelola laman Geopix Asia pada 23
Desember 2015.
Ada lima foto tentang proses pemindahan satwa langka itu dari Kota Bengkulu menuju TWA Seblat di Kabupaten Bengkulu Utara.
Untuk mencapai kawasan konservasi itu, harus menyeberangi Sungai
Seblat selebar lebih 50 meter sebab satu jembatan penyeberangan sudah
ambruk tergerus abrasi sungai.
Kondisi ini membuat pemindahan hanya menggunakan perahu kecil
sehingga dokter Yanti harus seperahu dengan harimau yang sudah terlebih
dahulu dibius itu.
Dua pekan sejak diunggah, 393 netizen mengomentari album tersebut.
Sebanyak 3.663 netizen membubuhkan tanda suka dan sebanyak 2.417 pemilik
akun telah membagikan album tersebut.
Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Bengkulu, Darwis Saragih, mengatakan,
pemindahan itu untuk mengoptimalkan perawatan dua satwa langka korban
konflik itu.
"Selama ini ditempatkan dalam kerangkeng kecil sehingga perawatan
kurang optimal, jadi kami berinisiatif memindahkan sementara di TWA
Seblat karena di sana ada kandang yang lebih luas yang lebih layak,"
katanya.
Dua harimau itu dibawa ke kawasan konservasi di punggung Bukit
Barisan tersebut menggunakan kendaraan roda empat. Selama dalam
perjalanan yang memakan waktu empat jam, kedua satwa liar itu dalam
kondisi dibius.
Ia menuturkan bahwa dengan pemindahan itu, pengawasan terhadap dua
harimau masing-masing bernama Elsa dan Giring tersebut juga lebih
optimal, sebab TWA Seblat merupakan Pusat Latihan Gajah (PLG) yang
diamankan sejumlah polisi hutan dan pawang gajah.
Dua harimau yang dirawat petugas BKSDA tersebut merupakan korban
perburuan liar dari Kabupaten Kaur, dan seekor lainnya dievakuasi
setelah menyerang petani di wilayah Kecamatan Seluma.
"Pemindahan ini sambil menunggu keputusan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang masa depan kedua harimau itu,"
ucapnya.
Editor: Ade Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2016