Upaya itu tidak hanya dilakukan dengan meningkatkan kapasitas
masyarakat ujung tombak pariwisata, tetapi juga kesiapan infrastruktur
pendukung.
Kawasan Mandeh berada di Kecamatan Koto XI Tarusan,
Pesisir Selatan, sekitar 60 kilometer jalur darat dari Padang, Sumatera
Barat.
Kawasan dengan luas 18.000 hektar meliputi darat dan
lautan ini memiliki potensi pariwisata bahari lengkap berupa teluk
dengan gugusan pulau-pulau kecil, hutan mangrove, lokasi penyelaman, dan
destinasi wisata minat khusus lainnya.
Saat berkunjung ke Mandeh, Mei 2015, Menteri Pariwisata Arief Yahya
menargetkan, Mandeh bisa menjadi kawasan destinasi utama wisata
nasional, yang kemudian diarahkan menjadi kawasan ekonomi khusus
pariwisata pada 2017. Percepatan pembangunan kawasan ini dicanangkan
Presiden Jokowi pada Oktober 2015.
Menindaklanjuti hal itu,
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan bersama pemangku kepentingan
membenahi akses menuju kawasan darat dan laut.
Kapal wisata
Salah
satunya adalah menyiapkan Kapal Wisata Bintang Mandeh. Sabtu
(26/3/2016), Kapal Wisata Bintang Mandeh mengadakan pelayaran perdana.
Kapal berkapasitas 70 tempat duduk itu akan beroperasi dengan rute Muara
Padang, Padang, menuju Mandeh, Pesisir Selatan.
Zafnihan, Ketua
Koperasi Pesona Wisata Sumbar, koperasi yang dibentuk oleh penggiat
pariwisata Sumbar sekaligus pengelola Kapal Bintang Mandeh, mengatakan,
kapal itu ditargetkan beroperasi pada minggu kedua April.
Jumlah
penumpang untuk sekali perjalanan minimal 25 orang dengan tiket Rp
350.000 per orang. Paket yang ditawarkan berupa perjalanan satu hari
untuk dua destinasi di Mandeh.
Biaya itu sudah termasuk asuransi, makan siang, pertunjukan kesenian
di atas kapal, dan menikmati kuliner tradisional dari komunitas kuliner
Mandeh.
Waktu tempuh dari Muaro Padang menuju kawasan Mandeh
menggunakan Bintang Mandeh adalah 2,5-3 jam. Selain laut lepas,
sepanjang perjalanan hingga tujuan, wisatawan akan disuguhi gugusan
pulau-pulau kecil.
”Tawaran paket lain adalah jika wisatawan mau
menambah masing-masing Rp 40.000 dari tiket awal, mereka bisa
mengunjungi pulau-pulau lain di luar paket yang disediakan,” katanya.
Bupati
Pesisir Selatan Hendrajoni mengatakan, selain menekan waktu tempuh dan
ongkos, kehadiran Bintang Mandeh diharapkan juga meningkatkan jumlah
wisatawan ke Mandeh. Mereka menargetkan 450 wisatawan bisa dibawa setiap
bulan dengan Kapal Bintang Mandeh.
Seperti obyek wisata lain di
Sumbar, kawasan Mandeh juga masih menghadapi persoalan terkait kesiapan
masyarakat. Hingga saat ini masih muncul keluhan dari wisatawan terkait
pelayanan.
”Dari pengalaman saya berkeliling di sini, masyarakat
di Mandeh belum sepenuhnya ramah kepada wisatawan. Soal kebersihan,
banyak toilet belum layak,” kata Yanti Partajaya (50), wisatawan asal
Jakarta.
Dewan Pembina Koperasi Pesona Wisata Sumbar Andrinof
Chaniago mengatakan, munculnya keluhan menjadi tanda adanya persoalan
sikap dan perilaku dari pelaku hingga pemangku kepentingan di sana. (ZAK)
Editor | : I Made Asdhiana |
Sumber | : Harian Kompas |