Deteksi risiko penyakit jantung melalui genggaman tangan
Senin,2015-05-18,08:08:59
ilustrasi
(Berita Dunesia) Jakarta - Pegangan atau genggaman tangan yang lemah dihubungkan
dengan keberelangsungan hidup yang pendek dan memiliki risiko yang lebih
besar mengalami serangan jantung atau stroke, demikian dikutip situs
sciencedaily berdasarkan sebuah penelitian internasional yang melibatkan
hampir 140.000 orang dewasa dari 17 negara yang berlatar belakang
budaya dan tingkat ekonomi yang berbeda.
Penelitian
yang dipublikasikan di The Lancet, juga menemukan bahwa kuatnya
pegangan tangan adalah alat prediksi kematian yang lebih kuat dari pada
tekanan sistolik darah, pengarang penelitian itu juga menyarankan tes
genggaman tangan itu bisa digunakan sebagai alat pindai yang cepat dan
murah oleh para dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk
mengidentifikasi pasien berisiko tinggi di antara orang-orang yang
mulai terkena penyakit "gawat" seperti gagal jantung dan stroke.
Berkurangnya
kekuatan otot, yang bisa diukur melalui kekuatan genggaman tangan,
telah dihubungkan secara konsisten dengan kematian, cacat, dan penyakit.
Namun hingga sekarang, informasi menganai nilai prognostik kekuatan
pegangan masih terbatas, dan utamanya didapat dari negara-negara
tertentu berpendapatan tinggi.
Penelitian
saat ini dilakukan pada 139.691 orang dewasa berusia antara 35 hingga
70 tahun yang tinggal di 17 negara dari penelitian The Prospective
Urban-Rural Epidemiology (PURE) untuk rata-rata empat tahun.
Penemuan
dari penelitian itu menunjukkan setiap lima kilogram penurunan pada
kekuatan genggaman diasosiasikan dengan 16 persen peningkatan risiko
kematian dari berbagai sebab; 17 persen risiko lebih besar atas kematian
yang diakibatkan kardiovaskular, 17 persen risiko lebih tinggi kematian
yang diakibatkan kematian non-kardiovaskular, dan peningkatan lebih
rendah risiko mengalami serangan jantung (tujuh persen) atau stroke
(sembilan persen).
Asosiasi
tersebut bertahan bahkan setelah memperhatikan perbedaan pada
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kematian atau penyakit
jantung seperti usia, level pendidikan, status kepegawaian, tingkat
aktivitas fisik, dan penggunaan tembakau dan alkohol.
Genggaman
yang lemah dihubungkan dengan rata-rata kematian yang tinggi pada
orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular seperti serangan
jantung dan stroke dan juga penyakit non-kardiovaskular seperti kanker.
Hal ini menunjukkan kekuatan otot dapat memprediksi risiko kematian pada
orang yang memiliki penyakit gawat.
Pemimpin
pengarang penelitian Dr Darryl Leong dari Institut Riset Kesehatan
Populasi, Ilmu Kesehatan Hamilton dan Universitas McMaster, Hamilton,
Kanada mengatakan, "Kekuatan genggaman bisa menjadi tes yang mudah dan
murah untuk menaksir risiko kematian seseorang dan penyakit
kardiovaskular. Riset lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah
upaya untuk meningkatkan kekuatan otot bisa mengurangi risiko kematian
seseorang dan penyakit kardiovaskular."
Menulis
dalam sebuah komentar tautan, Professor Avan Aihie Sayer dari
Universitas Southampton, Southampton, UK, dan Professor Thomas Kirkwood
dari Universitas Newcastle, Newcastle Tyne, UK berdiskusi apakah
kekuatan genggaman bisa menjadi penanda biologis baru penuaan.
"Ini
bukan ide baru, namun penemuan dari PURE menambah dukungan. Hilangnya
kekuatan genggaman tidak mungkin bergantung pada satu jalan umum final
untuk efek merugikan penuaan, namun hal itu mungkin bisa menjadi penanda
bagus tersendiri proses pokok penuaan, mungkin karena keanehan penyakit
otot yang spesifik berkontribusi mengubah dalam fungsi otot.