Daun kelor alternatif pemenuhan gizi bagi balita
Jumat,2015-12-04,07:17:42
(Berita Dunesia) Malang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang gencar
menyosialisasikan pengetahuan mengenai besarnya manfaat daun kelor bagi
kesehatan dan peningkatan gizi serta protein, bahkan direncanakan
sebagai alternatif pemenuhan gizi bagi balita.
Kepala Dinkes Kota Malang Dr Asih Tri Rahmi Nuswantari di Malang,
Jawa Timur, Kamis mengemukakan Dinkes ingin menjadikan daun kelor itu
sebagai alternatif untuk memenuhi gizi pada anak dan balita dengan
mengolahnya menjadi makanan dan dibagikan kepada mereka.
"Tahun depan, rencana itu diharapkan berjalan. Program tersebut
sekaligus mengganti program pembagian susu dan biskuit bagi balita di
Posyandu yang telah berlangsung bertahun-tahun. Tak hanya anak-anak,
kami juga mengimbau seluruh masyarakat untuk mengonsumsinya sebagai
pengganti protein dalam susu," kata Asih di sela memperingati Hari
Kesehatan Nasional di Baiduri Sepah Ballroom Malang.
Menurut Asih, susu dan daun kelor sama-sama mengandung gizi tinggi,
namun daun kelor menang untuk urusan ekonomis. Sebab, daun itu di Kota
Malang bisa tumbuh subur dan di pasaran daun itu belum banyak
dimanfaatkan sehingga harganya pun jauh lebih murah dibanding harga susu
segar.
Dan, lanjutnya, kelebihan daun kelor juga lebih banyak ketimbang
susu segar. Daun kelor memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi
serta vitamin lainnya, selain protein.
Meski memiliki banyak kandungan gizi, kata Asih, konsumsi daun
kelor di kalangan masyarakat Kota Malang masih terbatas. Pemahaman
masyarakat soal manfaatnya juga masih minim dan itu bisa dimaklumi,
sebab mengonsumsi daun kelor dalam jumlah besar setiap hari merupakan
kebiasaan yang tak lumrah, berbeda dengan mengonsumsi segelas susu segar
yang dilakukan setiap saat.
"Oleh karena itu, Dinkes terus berusaha mengubah persepsi itu. Kami
akan gencar mengenalkan daun kelor. Ini sebenarnya hanya masalah
kebiasaan saja. Kalau nanti sudah biasa, pasti akan ada peningkatan
konsumsi daun itu, tutur Asih.
Ia berharap daun kelor bisa menjadi alternatif pencegahan gizi
buruk di Kota Malang. Meski rasio penderita gizi buruk di Kota Malang
67.000:59 atau tidak sampai satu persen, pencegahan terhadap terjadinya
gizi buruk dengan mengkonsumsi daun kelor akan lebih baik ketimbang
mengobati atau memulihkannya.
Bagi Asih, anak perlu asupan gizi yang layak. Kebanyakan anak
dengan gizi buruk berasal dari keluarga dengan ekonomi rendah sehingga
orang tua tidak sanggup memenuhi kebutuhan gizi tersebut. Dan, produk
olahan daun kelor ini bisa menjadi solusi, meski tidak menjadi makanan
utama, tapi mampu melengkapi kebutuhan protein atau gizi bagi tubuh.
Selain baik untuk anak-anak dan balita, kata Asih, kandungan zat
besi pada daun kelor juga cocok dikonsumsi ibu hamil. Di Kota Malang,
kasus ibu hamil yang meninggal setelah melahirkan karena kekurangan
darah memang tidak tinggi, namun Dinkes berupaya kasus kematian ibu
melahirkan berkurang hingga nol persen.
Sementara itu Wali Kota Malang Moch Anton mengaggap pemenuhan gizi
penting buat meningkatkan kualitas sumber daya manusia berkualitas.
"Harapan kami, pencanangan kegiatan sadar gizi di Kota Malang patut
didukung oleh semua pihak," ucapnya.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2015