Cerita Pengamen Depok yang Lulus Masuk Universitas Indonesia
Sabtu,2015-08-01,09:34:26
Dzulfikar Akbar Cordova (21) atau yang akrab dipanggil Dodo, pengamen jalanan yang lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri (SNMPTN) 2015. Dodo diterima di Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Indonesia.
(Berita Dunesia)
DEPOK, — Dodo baru saja turun dari angkot
T-19 jurusan Terminal Depok-Terminal Kampung Rambutan. Tiba-tiba saja
seorang petugas satpol PP berbadan besar menghadangnya. Petugas lalu
membacakan peraturan daerah tentang pengamen.
Ia langsung sadar,
hari itu adalah hari naasnya. Pemuda 21 tahun itu sempat berpikir untuk
lari, tetapi gitar pinjaman merek Yamaha yang ia tenteng membuatnya
berpikir dua kali untuk kabur.
Ia takut saat melarikan diri, gitar pinjaman yang harganya tidak murah itu akan rusak. Akhirnya, ia memilih pasrah.
Rabu
(8/7/2015) pagi itu, sekitar pukul 08.00 WIB, di Jalan TB Simatupang,
tepatnya di pertigaan Caglak, Pasarebo, Jakarta Timur, ia dipaksa naik
mobil bak terbuka milik satpol PP.
Ia dan sejumlah pengamen
lainnya dibawa langsung ke panti sosial di kawasan Ceger, Cipayung,
Jakarta Timur. Untuk kali pertama setelah bertahun-tahun mengamen, Dodo
diamankan petugas satpol PP.
Setibanya di panti, semua orang yang
terjaring razia, termasuk Dodo, didata oleh petugas. Ia ditanya seputar
profesinya sebagai seorang pengamen jalanan, mulai dari wilayah
operasi, hingga peruntukan uang hasil mengamen.
Laki-laki
bernama lengkap Dzulfikar Akbar Cordova itu menerangkan kepada petugas
bahwa ia baru lulus dari SMA Master, Depok, Jawa Barat, dan tengah
menunggu hasil seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).
"Saya ikut SNMPTN, saya mengamen untuk jaga-jaga bayar kuliah, kalau saya masuk UI," katanya.
Dodo
tidak bohong. Pada Kamis (9/7/2015) sore sekitar pukul 17.00 WIB, hasil
ujian SNMPTN diumumkan, dan ia merupakan salah satu peserta seleksi.
Ia
memilih Program Studi Ilmu Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Indonesia (UI), sebagai pilihan pertama, dan Program Studi
Arkeologi, Fakulitas Ilmu Pengetahuan Budaya, UI, pada pilihan kedua.
Tetap ditahan
Namun,
informasi yang ia sampaikan kepada petugas tidak dapat menolongnya.
Dodo tetap ditahan. Ia ditahan di barak bersama sekitar empat puluh
pengamen lainnya.
Barak tersebut dilengkapi dengan jeruji besi
di jendela dan di pintu. Lokasinya berada satu kompleks dengan barak
tempat penyandang masalah kejiwaan.
Ruang geraknya dibatasi bak seorang tahanan. Gitar pinjaman yang ia bawa dirampas petugas.
Beruntung, Dodo masih diizinkan membawa handphone.
Ia kemudian memberitahukan kepada teman-temannya bahwa ia ditahan
satpol PP. Namun, hari itu, orang-orang yang ia harapkan bisa
menolongnya tidak kunjung datang.
Pada Kamis pagi, ia sempat
memberi tahu kepada salah seorang petugas perempuan bahwa sorenya akan
ada pengumuman SNMPTN. Ia menanyakan kepada sang petugas, apakah ia bisa
diberi kesempatan untuk menggunakan komputer yang memiliki akses
internet.
Dodo ingin tahu apakah ia lolos ujian. Petugas itu
mengatakan, Dodo boleh menggunakan salah satu komputer di kantor panti.
"Iya pakai saja, di kantor ada kok komputer," ujar perempuan tersebut.
Namun
menjelang pukul 17.00 WIB, perempuan itu sudah telanjur pulang sebelum
memenuhi janjinya. Dodo juga tidak bisa memanfaatkan akses internet dari
handphone-nya untuk melihat hasil SNMPTN karena masalah baterai. Ia akhirnya pasrah.
Lulus masuk UI
Selepas
maghrib, sekitar pukul 18.00 WIB, dari grup WhatsApp yang berisi
siswa-siswa SMA Master, ia menerima informasi yang menggembirakan.
Salah
seorang anggota grup menginformasikan bahwa ada tiga siswa SMA Master
yang lolos masuk perguruan tinggi negeri (PTN), salah satunya adalah
Dodo. Ia tercatat lolos masuk Program Studi Ilmu Ekonomi Islam.
Tak
lama setelah informasi tersebut beredar, ia mendapat panggilan telepon
dari temannya sesama lulusan SMA Master yang lolos masuk UI.
Temannya
itu memberitahukan informasi yang sama bahwa Dodo lulus ujian. Dodo
diajak bertemu, dan bersama-sama mengurus persyaratan sebagai calon
mahasiswa UI. Temannya itu belum tahu situasi Dodo, dan terkejut
mendengar jawabannya. "Gue masih ditangkap satpol PP nih," ujarnya.
Malam
itu juga, Dodo sempat memberitahukan kepala barak soal kesuksesannya
itu. Ia bertemu sang kepala barak saat hendak menuju masjid untuk
menunaikan ibadah shalat tarawih, dengan niat agar sang kepala barak
bisa mempermudah kepulangannya.
"Pak, saya lolos SNMPTN, masuk UI," kata Dodo kepada sang petugas.
Sang
kepala barak dengan nada tak acuh hanya menjawab, "Sudah, kamu shalat
tarawih saja dulu." Dodo lalu melanjutkan langkahnya ke masjid untuk
menunaikan shalat.
Pada Jumat (10/7/2015) siang, Dodo akhirnya
dibebaskan setelah dua malam ditahan di panti. Sejumlah guru dari SMA
Master, Depok, akhirnya menyambangi Dodo ke panti, dan mengurus segala
sesuatu terkait pembebasannya.
Hari itu juga, Dodo mulai mengurus persyaratan untuk masuk kampus. (Nurmulia Rekso Purnomo)