DENPASAR, - Pulau Bali mendapat predikat pulau
wisata terbaik kedua di dunia pada 2015 setelah Kepulauan Galapagos,
Ekuador, versi majalah Travel and Leisure.
Di tingkat Asia, Pulau
Bali mendapat peringkat pertama, mengungguli Maldives dan Phuket,
Thailand. Pencapaian ini diraih karena Bali mempunyai keindahan alam,
keunikan budaya, dan keramahtamahan penduduk.
Penghargaan pulau
terbaik dunia untuk Bali itu bukan yang pertama. Bali menjadi tiga besar
pulau wisata terbaik dunia versi Travel and Leisure sejak 2009.
Menteri
Pariwisata Arief Yahya bangga terhadap pencapaian Bali ini. Pencapaian
ini melengkapi sejumlah survei serupa yang diselenggarakan media atau
institusi lain.
Sebagai contoh, 9 Agustus lalu, Raja Ampat meraih
peringkat pertama dan Taman Nasional Komodo di urutan kedua World’s
Best Snorkeling Destination versi CNN. Galapagos berada di rangking
ketiga.
”Branding Wonderful Indonesia, yang tadinya tidak ada
rankingnya, pada 2015 melesat 100 peringkat jadi ranking ke-47,
mengalahkan Amazing Thailand yang menduduki ranking ke-83. Hal yang
memuaskan, mengalahkan branding Truly Asia Malaysia yang hanya ranking ke-96,” kata Arief di Jakarta, Minggu (3/1/2016).
Dia
mengatakan, strategi pencitraan destinasi yang digenjot pemerintah
mulai menampakkan hasil. Untuk 2016 dan masa mendatang, kata Arief,
strategi promosi dan pencitraan tetap dilanjutkan.
Kepala Dinas
Pariwisata Bali Anak Agung Gede Agung Yuniartha mengatakan, penghargaan
ini jadi tantangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, termasuk
pelaku pariwisata, serta masyarakat untuk mempertahankan budaya hingga
berkreasi dengan destinasi baru.
”Ini kebanggaan Bali. Namun, kami menyadari, tetap perlu penyusunan agenda budaya untuk lebih maksimal berpromosi,” katanya.
Menurut Yuniartha, potensi pariwisata budaya di Bali belum banyak
tergali. Oleh karena itu, Dinas Pariwisata Bali berencana memperbanyak
dan memperkuat desa wisata. Program ini diharapkan mampu meratakan
pariwisata agar tidak hanya berpusat di Bali bagian selatan.
Dekan
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Made Sadra berharap pemerintah
terus memperkuat eksistensi desa adat. Alasannya, desa adat berperan
dalam pariwisata Bali yang masih mengandalkan keindahan alam dan tradisi
yang bersumber di desa adat.
Pariwisata budaya
Ketua
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali Ngurah Wijaya bangga atas
penghargaan yang diraih Bali untuk kesekian kali ini. Ia meminta
komitmen pemerintah memperkuat pariwisata budaya dan menjalankan
regulasinya.
Wijaya menilai, perlu ada regulasi mengenai zonasi. ”Ini penting agar budaya tetap terjaga
di antara gempuran pembangunan modern. Jika kebablasan, pariwisata Bali bisa rusak,” ujarnya.
Setiap tahun, wisatawan asing yang datang
melalui Bandara Ngurah Rai, Bali, meningkat. Pada 2015, jumlah wisatawan
asing sekitar 4 juta orang, sedangkan wisatawan domestik sekitar 6 juta
orang. Namun, lama tinggal wisatawan menurun dalam lima tahun terakhir,
dari lima hari menjadi tiga hari.
Deputi Bidang Pengembangan
Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana
mengatakan, Bali akan tetap digunakan sebagai hub Indonesia untuk
memperkenalkan potensi obyek wisata unggulan, seperti Raja Ampat,
Yogyakarta, Morotai, dan ratusan destinasi wisata lain. (AYS/MED)
Editor | : I Made Asdhiana |
Sumber | : Harian Kompas |