Arkeolog ungkap kehidupan lampau di Gunung Srobu, Papua
Jumat,2015-12-11,07:27:56
(Berita Dunesia) Jayapura - Arkeolog dari Balai Arkeologi Jayapura
mengungkapkan kehidupan masa lampau di situs Gunung Srobu yang ada di
Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, saat
menyosialisasikan hasil penelitian mengenai situs neolotik itu pada
Kamis.
"Situs Gunung Srobu merupakan bukti bahwa ada aktivitas manusia pada
masa lampau di Kota Jayapura," kata Kepala Balai Arkeologi Jayapura,
Muhammad Irfan Mahmud.
Ia menjelaskan sisa-sisa peninggalan sejarah menunjukkan bahwa Gunung Srobu sudah dihuni orang pada 330 tahun SM.
"Di Srobu banyak cerita yang perlu diketahui, ada peninggalan
prasejarah yang perlu dilestarikan. Srobu mulai dimukimi pada 330 tahun
SM, dan ditinggalkan pada abad ke-6 Masehi, sudah sudah ditinggalkan
kurang lebih sembilan abad," katanya.
Menurut laman Balai
Arkeologi Jayapura, situs neolitik Gunung Srobu yang berada di kawasan
Teluk Yotefa ditemukan tahun 2014, setelah pencari kerang melaporkan
temuan tengkorak manusia ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi
Papua.
Pada 19 Februari 2014 Tim peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura
dan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Papua turun ke lokasi.
Setelah melakukan penggalian, tim menemukan sejumlah besar materi arkeologi, mulai dari tulang
manusia, fragmen gerabah, sampah kerang, alat kerang, fragmen kapak
lonjong, fragmen batu pipisan, alat serpih, arang sisa pembakaran, struktur bekas bangunan (turap) dan tinggalan megalitik.
Berdasarkan hasil analisis terhadap temuan-temuan tersebut, arkeolog menginterpretasikan bahwa situs Gunung Srobu
adalah situs neolitik dan bahwa materi budaya pengaruh penutur Austronesia sampai ke Papua.
Pelestarian
Erlin
Novita Idje Djami, peneliti situs Gunung Srobu, mengatakan hasil-hasil
penelitian mengenai situs Gunung Srobu disosialisasikan agar masyarakat
menyadari keberadaan warisan budaya tersebut dan terlibat dalam
pelestariannya.
"Termasuk ingin mendorong masyarakat mempunyai rasa memiliki dan
bertanggungjawab terhadap keberadaan dan kelestarian situs maupun objek
budaya tersebut," katanya.
Pemerintah bersama masyarakat setempat juga, menurut Erlin, bisa
mengelola dan mengembangkan situs tersebut sebagai objek wisata sejarah.
"Kalau situs Gunung Srobu ini diperhatikan dan dikelola dengan bijak
maka akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan pemerintah
daerah," katanya.
Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015