Ada Tradisi "Ngelawar", Jelang Perayaan Galungan di Bali
Selasa,2016-02-09,10:41:29
(Berita Dunesia)
DENPASAR -
Satu hari menjelang Perayaan Galungan yang jatuh pada Rabu 10 Februari
2016 besok, hari ini masyarakat Bali melakukan aktivitas membuat makanan
khas Hari Raya Galungan yaitu lawar.
"Seperti biasa, satu hari
sebelum Galungan kuta semua sekeluarga 'ngelawar' (membuat masakan
lawar). Nanti kami nikmati sekeluarga, kami bagikan ke saudara dan juga
untuk mebanten (sesaji). Kita buat lawar babi," kata salah satu warga, Wayan Darmana di Denpasar, Selasa (9/2/2016).
Selain keluarga Darmana, hal yang sama juga dilakukan oleh keluarga Hindu lainnya yang tinggal di Bali.
Lawar adalah masakan berupa campuran sayur-sayuran dan daging cincang.
Beberapa
daerah juga memiliki tradisi uniknya sendiri. Seperti warga Banjar
Keren, Denpasar di mana Teruna-teruni atau komunitas pemudanya
ramai-ramai memotong babi dan dijual untuk warga sekitar.
Di samping tradisi, hal ini juga terkait faktor ekonomis, mengingat di hari raya harga daging mahal.
"Tradisi
di Bali aneka macam, tapi tidak menghilangkan esensi ritual itu
sendiri. Buat Lawar sebagian tradisi untuk menyambut perayaan Galungan
yang merupakan simbol kemenangan kebaikan melawan kejahatan," kata Gede
Ardika, salah satu warga.
Masakan lawar bisa menggunakan bahan
daging babi, penyu, entok (kuir) dan ayam. Makanan turun temurun ini
memang menjadi salah satu makanan wajib disamping untuk sesaji, juga
untuk dinikmati sekeluarga dan diberikan kepada sanak saudara.
Tradisi
membuat lawar satu hari jelang Hari Raya Galungan disebut sebagai Hari
Penampahan. Penampahan diambil dari kata "Nampah" atau memotong hewan
untuk dijadikan masakan. Selain lawar, mereka juga menyisakan daging
untuk buat sate.
Penulis |
: Kontributor Denpasar, Sri Lestari |
Editor |
: Glori K. Wadrianto |