NASA temukan planet paling mirip Bumi
Sabtu,2015-08-01,09:27:11
Ilustrasi artistik membandingkan Bumi (kiri) dengan planet di belakang sistem tata surya yang menyerupai Bumi, disebut Kepler-452b dalam gambar NASA yang disiarkan Kamis (23/7). Planet yang lebih besar 60 persen dari Bumi ini berada 1.400 tahun cahaya di Konstelasi Cygnus, menurut keterangan ilmuwan melalui konferensi pers kemarin. (REUTERS/NASA/Ames/JPL-Caltech/T Pyle/Handout)
(Berita Dunesia) Jakarta - Satelit berburu planet luar Tata Surya Bima Sakti (
exoplanet)
milik NASA yang paling produktif, Kepler, telah menemukan kandidat
terkuat planet paling mirip Bumi dalam orbit ramah kehidupan mengitari
bintang mirip Matahari.
Wahana antariksa Kepler
diinspirasi dan untuk menghormati ahli astronomi, astrologi, fisika, dan
matematika Jerman, Johannes Kepler (1571-1630), dengan karya
fundamentalnya, Mysterium Cosmographicum. Dia sempat bekerja untuk ahli astronomi terkemuka dunia, Tycho Brahe, dan menyempurnakan teori Nicholas Copernicus.
Beberapa
ciri penting Bumi yang membuat dia layak menjadi tempat manusia dan
berbagai kehidupan bermukim adalah kandungan nitrogen dalam bentuk gas
sebesar 79 persen, oksigen 21 persen, dan gas lain-lain, serta air dalam
bentuk cair atau gas.
Dengan begitu,
atmosfernya juga mampu menangkal efek merugikan pancaran sinar Matahari
berlebihan dan menjadi sabuk pelindung kehidipan di Bumi. Dampak
ikutannya, temperatur, kelembaban udara, dan lain-lain membuat Bumi
menjadi rumah bersama berbagai kehidupan yang kita kenal selama ini.
Dikenal sebagai Kepler 452b, "dunia" itu diperkirakan agak kokoh, dengan
lima kali massa Bumi, namun menerima hanya 10 persen lebih banyak panas
dan cahaya dari pada Bumi dari Matahari-nya yang merupakan bintang tipe
G.
Bintang itu mirip dengan Matahari namun usianya 1,5 milyar tahun, lebih muda ketimbang Matahari Bumi.
"Rasanya akan sangat seperti di rumah kita sendiri, dalam hal medapat
sinar Matahari," kata Jon Jenkins, Pemimpin Analisa Data di Pusat Riset
Ames NASA, di Mountain View, California.
"Ini yang terdekat, tempat lain yang mungkin bisa kita sebut rumah," kata dia.
Penemuan Kepler 452b diumumkan bersamaan dengan edisi katalog terbaru kandidat exoplanet, menambahkan 500 kemungkinan planet baru, sehingga totalnya menjadi 4175.
Wahana antariksa Kepler mendeteksi exoplanet
dengan memandang 150.000 bintang secara terus menerus dan merekam
kecerahannya untuk periode yang lama. Jika kecerahan dari satu bintang
menurun sedikit sementara kemudian kembali lagi, hal itu bisa saja
menjadi tanda adanya planet mengorbit yang melintas di depannya.
Hal lain juga bisa menyebabkan fluktuasi kecerahan, jadi semua kandidat
Kepler harus dikonfirmasi baik oleh observasi bentuk lain atau analisa
statistik yang lebih detil atas data Kepler.
"Konfirmasi sangatlah memakan waktu," kata Jeff Coughlin, ilmuwan riset Kepler di Institut SETI di Mountain View, California.
Hasilnya,
tim Kepler mengotomasi proses konfirmasi untuk katalog paling barunya
ini. Hasilnya merupakan awal untuk menunjukkan planet-planet berbatu
kecil adalah yang paling umum dari semua tipe planet di katalog,
jumlahnya sekitar 25 persen.
"Jumlahnya secara penafsiran bertambah," kata Coughlin.
Kepler beroperasi sejak 2009 hingga 2013 saat ia tertatih-tatih oleh
kegagalan dari menstabilkan roda-roda reaksi. Kepler melanjutkan
melakukan observasi pada kapasitas yang dikurangi.
Dia antara tambahan baru di dalam katalog adalah planet-planet kecil,
kemungkinan planet-planet berbatu yang menempati zona yang dapat
didiami; berada pada jarak dari bintang yang memungkinkan air ada di
permukaan.
Para pendatang baru itu membuat
planet kecil yang mungkin bisa dihuni menjadi 12 planet. Apa yang
membuat Kepler 452b berbeda adalah orbit bintang orbit. Empat dari 12
orbit di sekitar bintang-bintang M, yang dianggap kecil dan kurang
terang dari matahari kita.
Tujuh orbit bintang
K sedikit mirip matahari. Namun Kepler 452b ditemukan pertama kali di
sekitar bintang G, sejenis Matahari Bumi.
"Kita telah membuat kemajuan yang luar biasa pada penemuan planet-planet
dengan ukuran tepat, di orbit yang ukurannya pas dan mengelilingi
bintang-bintang yang ukurannya tepat," kata Jenkins.
Kepler 452b berjarak 1.400 tahun cahaya dari Bumi. Orbitnya mengelilingi
matahari setiap 385 hari dan ukurannya 1,6 kali diameter Bumi.
Pengukuran transit tidak memberi imformasi apapun soal massa, namun
dinilai dari exoplanet yang serupa yang massa ya diketahui, tim Keppler
memperkirakan beratnya lima kali massa Bumi, sehingga siapapun
pengunjungnya akan merasakan dua kali gravitasi yang biasa kita rasakan
di rumah.
Tim berkonsultasi pada ahli geologi planet tentang kondisi apa yang
mungkin ada di sana, dan mereka memprediksi kemungkinan akan ada letusan
gunung berapi untuk beberapa saat.
Massa yang lebih tinggi mungkin akan memberinya atmosfer yang lebih tebal dan lebih banyak tertutup awan dari pada di Bumi.
Usia bintang yang lebih tua juga berarti akan lebih panas, jadi Kepler
452b mungkin mengalami sebuah pelarian efek rumah kaca yang mirip dengan
yang saat ini membakar Venus. Namun, karena ukuran dan jaraknya,
sepertinya kita akan menemukan lebih dari Kepler 452b dalam waktu yang
cukup.
"Ini adalah sebuah langkah maju baru yang menakjubkan," kata Didier
Queloz dari Universitas Cambridge di Inggris, yang bersama dengan
Michel Mayor, membuat pengamatan pertama dari exoplanet di seputar
bintang normal. Dan tibalah di tahun ke-20 perayaan ulang tahun penemuan
pertama.
"Ini adalah waktu yang penting. Kini
kita tahu ada planet-planet di sekitar hampir semua bintang," katanya.
"Jika kita terus mengerjakan ini, kita yakin masalah penemuan kehidupan
di planet lain akan terselesaikan," kata Queloz.