Lazarus Effect ketika ilmuwan bangkitkan orang mati
Senin,2015-05-11,08:51:09
Lazarus Effect
(Berita Dunesia) Bagaimana bila sekumpulan ilmuwan berhasil membuat sebuah serum yang
bisa membangkitkan makhluk yang tidak bernyawa menjadi hidup kembali?
Apa dampak yang bakal terjadi dari kesuksesan yang belum pernah berhasil
dilakukan pada masa modern ini?
Dengan dibungkus aroma genre horor, film "Lazarus Effect" berupaya
menampilkan perwujudan jawaban dari beragam pertanyaan di atas tersebut.
Alkisah sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh pasangan Frank (Mark
Duplass) dan Zoe (Olivia Wilde) telah bertahun-tahun melakukan
eksperimen terkait dengan kondisi koma.
Mereka dan timnya bertujuan menciptakan serum yang dapat membuat pasien yang sekarat untuk dapat diaktifkan kembali.
Melalui serangkaian percobaan selama empat tahun, akhirnya mereka
berhasil menciptakan serum yang diberi nama sebagai Lazarus (nama
tersebut diambil dari sosok yang berhasil dihidupkan kembali sebagaimana
dituturkan dalam Alkitab).
Tim ilmuwan tersebut kemudian juga menyewa seorang juru kamera, Eva
(Sarah Bolger), untuk memfilmkan kesuksesan dari eksperimen yang
dilakukan terkait proyek Lazarus tersebut.
Selain Eva, pasangan Frank dan Zoe juga dibantu oleh dua orang
pemuda, yaitu Niko (David Glover) yang memiliki keahlian tinggi sebagai
teknisi dan Clay (Evan Peters), pemuda genius tetapi kerap bersikap
"slengean".
Kesuksesan pertama diperoleh tim tersebut ketika berhasil
menghidupkan kembali seorang anjing percobaan yang sebelumnya terpaksa
dimatikan oleh pemiliknya terdahulu karena kedua bola mata sang anjing
terkena penyakit katarak.
Tidak hanya berhasil menghidupkan anjing itu, tetapi ternyata serum
Lazarus juga berhasil membuat kedua bola matanya sembuh dari katarak.
Namun, setelah kesuksesan dalam percobaan tersebut, tim ilmuwan itu
juga menemukan sejumlah keanehan, seperti sikap sang anjing yang
beberapa kali agresif tanpa ada penjelasan.
Selain itu, saat dibawa pulang ke rumah Frank, sang anjing juga
ditemukan berada selama berjam-jam di atas Zoe yang sedang tidur dan
mengalami mimpi buruk terkait dengan masa kecilnya.
Kesenangan atas kesuksesan eksperimen itu ternyata tidak berlangsung
lama. Hal itu karena perusahaan yang mensponsori eksperimen itu
mengambil alih seluruh hasil tes uji coba laboratorium.
Film "Lazarus Effect" yang berdurasi 83 menit itu memiliki nuansanya
tersendiri dalam mengejutkan para penonton. Akan tetapi, sayangnya
masing-masing karakter, kecuali Zoe, masih belum ditampilkan secara
mendalam latar belakangnya.
Suasana "setting" film yang relatif banyak dilakukan di dalam laboratorium juga membuat suasana terlihat stagnan.
Namun, film tersebut, terutama dengan akhiran yang relatif tidak
tuntas, juga membuka kemungkinan untuk adanya sekuel dari "Lazarus
Effect".