Jakarta - Asian Games 2018 bisa dibilang tidak lama lagi
digelar, dan tuan rumah ajang olahraga "multi event" tingkat Asia itu
yaitu Indonesia, hanya memiliki waktu kurang dari 1000 hari lagi.
Namun persiapan untuk menyambut pesta olahraga itu tampak belum
total. Hal ini bisa dilihat dari belum beresnya master plan dan juga
pembangunan venue non pertandingan dan venue pertandingan, terutama
untuk velodrome dan akuatik.
Hal itu membuat posisi Indonesia yang terpilih menjadi tuan rumah
Asian Games 2018 menyusul mundurnya Vietnam yang sebelumnya dipilih
menjadi tuan rumah ajang empat tahunan itu, dalam posisi "kritis".
Bahkan wakil ketua Komite Olimpiade Indonesia Muddai Madang
khawatir jika Indonesia dibatalkan menjadi tuan rumah karena dianggap
belum siap.
"Kita sudah dilampu kuning OCA. Semua belum bisa dilakukan karena
pemerintah daerah DKI Jakarta selaku tuan rumah utama, dan sekaligus
penanggung jawab untuk pembangunan venue pertandingan di Jakarta belum
juga membuka lelangnya untuk kontrak kerja sama. Sementara waktu sangat
mepet, meskipun pekan lalu pada saat rapat koordinasi antara pemerintah,
KONI, KOI, dan Pemda DKI Jakarta, kami telah diberikan gambaran
pembangunan venue," ujarnya.
Menurutnya, OCA meminta selambat-lambatnya Januari kontruksi pembangunan venue sudah mulai dilakukan.
Sementara Ketua KOI sendiri Erick Thohir menyatakan bahwa persiapan Indonesia untuk Asian Games 2018 masih sangat kurang.
Ajang pesta olahraga tingkat Asia 2018 itu akan dilangsungkan di
Jakarta dan Palembang, namun sementara ini belum tampak perkembangan
yang signifikan.
"Ini event besar, perlu adanya renovasi seperti Gelora Bung Karno
yang memang sudah berusia tua, begitu juga pembangunan wisma atlet,"
katanya.
"Sayang kalau Asian Games tidak dimanfaatkan secara maksimal, ini bukan
sebagai olahraga saja tapi juga menyangkut nama bangsa dimana akan
hadir tamu-tamu negara asing."
Sementara itu Menpora Imam Nahrawi juga telah berusaha untuk
membicarakan tentang persiapan Asian Games 2018 dengan KOI dan KONI yang
menjadi kiblat olahraga nasional dan internasional.
Menpora mengatakan bahwa dirinya sudah menerima master plan dari
Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Perampungan master plan ini sangat
dibutuhkan, sebab di dalamnya terdapat apa saja rencana Indonesia ketika
menjadi tuan rumah Asian Games secara mendetail.
"Persiapan Asian Games sejauh ini so far so good, sesuai rencana
kita. Besok kita akan laporan ke OCA (Komite Olimpiade Asia) terkait
dana induk, terutama percepatan pembangunan athlete village, percepatan
beberapa venue yang ada di Jakarta, velodrome, akuatik, renovasi GBK,"
kata Imam Nahrawi.
Sedangkan pemprov DKI Jakarta juga baru pada tahap pematangan persiapan Asian Games 2018.
"Kami (Pemprov DKI) terus mematangkan persiapan untuk Asian Games
2018. Kami juga terus berkoordinasi untuk penggunaan venue atau
lokasi-lokasinya," kata Deputi Gubernur bidang Budaya dan Pariwisata DKI
Jakarta Sylviana Murni.
Menurutnya yang akan dilakukan DKI Jakarta adalah melakukan renovasi velodrome dan arena berkuda equestrian.
"Rehabilitasi lokasi-lokasi penyelenggaraan kompetisi itu akan
menjadi tanggung jawab kami. Beberapa arena olahraga yang akan kami
perbaiki, di antaranya velodrome dan equistrian," katanya.
Selain itu DKI juga akan membangun perkampungan atlet yang
direncanakan di Kemayoran, tempat ini diperlukan bagi para atlet untuk
menginap.
Dipercepat
Presiden RI Joko Widodo juga cukup geram dengan lambannya persiapan
Asian Games 2018 yang tampak gebrakannya kurang berkembang.
Menpora dan KOI yang menjadi ujung tombak bagi penyelenggaraan Asian
Games di Indonesia sepertinya "sempoyongan" dengan dalih belum
diolahnya master plan dan rencana induk.
"Pagi hari ini saya ingin memastikan sejauh mana persiapan-persiapan
penyelenggaraan Asian Games 2018. Saya harapkan setelah ini marathon
setiap minggu harus ada rapat-rapat," kata Jokowi saat membuka rapat
dengan jajaran kementerian dan beberapa pimpinan pemprov beberapa waktu
lalu.
Jokowi meminta agar mulai awal tahun 2016 semua kota yang terlibat
pelaksanaan Asian Games seperti DKI Jakarta, Palembang, Banten dan
Bandung berbenah.
"Mana yang belum beres segera diputuskan, mana yang belum rampung
segera dirampungkan. Masuk ke tahun 2016 saya harapkan lapangan sudah
tidak masalah lagi. Kesiapan di Palembang, Jakarta, kesiapan di Banten,
kesiapan di Jawa Barat dan semuanya betul-betul secara detail perlu
dilihat," kata Jokowi.
"Waktunya sudah sangat mepet sekali, terutama yang berkaitan dengan
venue-venue yang perlu dirombak total, direnovasi," tambahnya.
Bisa Pindah ke Tiongkok
Indonesia terancam kehilangan hak sebagai tuan rumah Asian Games 2018 jika tidak cepat-cepat melakukan persiapan.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan
penyelenggaraan Asian Games 2018 mendatang telah mendapatkan lampu
kuning. Tiongkok pun sudah menyatakan siap jika penyelenggaraan
dialihkan ke negeri tirai bambu tersebut.
"Saya khawatir kalau Indonesia tidak siap, Tiongkok bakal ambil alih
tuan rumah karena mereka telah siap, ini sudah lampu kuning," kata Ahok
di Jakarta bulan lalu.
Basuki mengaku, dalam waktu dekat The Olympic Council of Asia (OCA)
atau Dewan Olimpiade Asia akan datang ke Indonesia untuk mengecek apakah
kesiapan yaitu pertama pembuatan maket untuk venue dan fasilitas
pendukung Asian Games.
"Kami mesti tunjukkan, kami mau bangun dan kami akan cepat. Kalau
tidak bisa-bisa mereka pindahkan ke Tiongkok. Nanti kan ada OCA datang,
kami akan tunjukkan, kalau kami sudah lelang," kata Ahok.
Masyarakat Indonesia sedang menunggu keseriusan dan konsistensi
pemerintah yang mau tak mau harus bekerja keras untuk terselenggaranya
pesta akbar olahraga se-Asia itu berlangsung di Indonesia.
Dipertaruhkan harga diri dan gengsi bangsa, meskipun banyak orang
meragukan tentang prestasi Indonesia di tingkat ini, namun sebagai tuan
rumah saja sangat cukup membanggakan bangsa.
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2015