Jakarta - Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R Prabowo meminta
masyarakat yang ada di Pulau Jawa mewaspadai berbagai potensi merugikan
akibat cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.
"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai peluang cuaca ekstrem
terutama bagi wilayah yang rawan terdampak kejadian banjir, tanah
longsor, pohon tumbang, banjir bandang di daerah dataran tinggi serta
fenomena lainnya yang bersifat merusak," kata Prabowo di Jakarta, Senin.
Peringatan kewaspadaan juga ditujukan kepada seluruh pengelola dan
pengguna jasa transportasi baik darat, laut maupun udara. Tujuan dari
peringatan ini masyarakat lebih siaga dan selalu memperbarui informasi
cuaca terkini melalui BMKG setempat. Selain itu masyarakat agar tidak
memaksakan melakukan perjalanan ketika berpeluang terjadi cuaca buruk
dan gelombang tinggi laut di sepanjang jalur perjalanan.
BMKG memperkirakan dalam sepekan ke depan potensi hujan akan semakin
meningkat khususnya di Jawa hingga Nusa Tenggara. Adanya daerah
bertekanan rendah di utara Australia memberikan pengaruh tidak langsung
di Indonesia dengan awan hujan akan semakin banyak terbentuk.
Kondisi tersebut mengakibatkan munculnya hujan lebat yang akan
dominan terjadi khususnya di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Yogyakarta, Bali dan kawasan Nusa Tenggara. Seiring dengan
hal tersebut diperkirakan potensi angin kencang, petir dan hujan es juga
akan terjadi di beberapa wilayah.
Wilayah Jakarta dan sekitarnya, kata dia, diperkirakan juga akan
mengalami peningkatan curah hujan dalam seminggu ke depan dengan hujan
cenderung berpeluang terjadi pada pagi dan muncul kembali pada sore hari
dengan intensitas bervariasi antara sedang-lebat.
"Terutama di akhir pekan nanti di mana daerah sekitar Jabodetabek
juga menunjukkan peluang hujan yang cukup tinggi," kata dia.
Pada awal Februari 2016 ini, lanjut dia, sebagian wilayah Indonesia
sedang dalam masa puncak musim hujan. Kondisi atmosfer juga menunjukkan
berbagai fenomena yang mendukung pembentukan awan hujan yang lebih
intensif dalam beberapa waktu ke depan.
Hal itu ditandai dengan kondisi musim atau monsoon Asia yang
intensif disertai kondisi seruakan dingin (masuknya massa udara dingin)
yang terindikasi menguat. Bersamaan dengan itu juga diikuti dengan fase
basah dari fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang memasuki
wilayah kontinen maritim, termasuk Indonesia. Selain itu, daerah
pertemuan massa udara terpantau terbentuk di sekitar Jawa hingga NTT.
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2016