beritadunesia-logo

Kepemimpinan dalam Kegaduhan

Jumat,2015-10-02,09:09:05
kepemimpinan-dalam-kegaduhan | Berita Positive
ilustrasi
(Berita Dunesia)

Kegaduhan dalam suatu organisasi dan atau korporasi, pada hakikatnya adalah sesuatu yang lazim sebagai bentuk dinamika hidup sebuah organisasi.

Dinamika ini hadir sebagai akibat logis adanya serikat beberapa orang di dalam organisasi atau korporasi. Karena kita tahu bahwa orang-orang tersebut memiliki perbedaan yang nyata dalam hal latar belakang, sikap, sifat, dan perilaku.

Belum lagi masing-masing individu tersebut juga membawa agenda dan kepentingan yang ingin mereka perjuangkan. Meskipun kepentingan tersebut terkadang tidak sesuai dengan tujuan atau visi organisasi atau korporasi dimana mereka berkarir.

Takaran Kegaduhan

Kegaduhan tersebut memiliki takaran yang bisa dianggap sebagai dinamika yang wajar atau tidak. Salah satu ukuran kegaduhan yang wajar adalah jika keributan itu berjalan dalam koridor upaya pencapaian visi, misi, serta business goals.

Jika ternyata kegaduhan itu memiliki tanda-tanda hanya sebagai proses pencitraan untuk meraih simpati publik atau hanya terkesan ingin menghadirkan sensasi tanpa esensi, lebih parah lagi bila ternyata kegaduhan itu adalah akibat disfungsi peran kepemimpinan didalam organsasi atau korporasi. Maka bisa dipastikan kegaduhan itu akan berubah menjadi mimpi buruk yang tidak bertepi bagi korporasi tersebut.

Kondisi tersebut bukan hanya bentuk kegaduhan yang tak wajar, namun itu adalah kegaduhan yang membawa kegalauan sistemik, alias kegaduhan yang melebihi takaran yang normal.

Maka seorang pemimpin yang cerdas dan tangkas harus waspada segera mengambil tindakan yang cermat bagaimana menyesuaikan gaya kepemimpinannya dalam suasana yang gaduh ini.
Memang bukan perkara yang gampang menjalankan fungsi kepemimpinan dalam situasi yang gaduh, oleh karena itu kami hadirkan solusi sederhana yang berdaya guna bagaimana memimpin dalam kegaduhan.

Sebab kegaduhan
Ada beberapa sebab mengapa kegaduhan yang sangat mengganggu tersebut bisa terjadi. Jika ditelaah dari aspek perjalanan sebuah organisasi yang baru dibentuk atau baru lahir.
Maka kegaduhan itu umumnya merupakan fase kedua dari 4 fase yang harus dijalani oleh organisasi untuk sampai pada fase 4 yaitu performing.  Fase kedua itu disebut sebagai storming.

Fase storming atau fase “badai” ini merupakan kondisi yang normal disebabkan oleh banyaknya orang-orang yang baru datang dan mengenal satu sama lain, ini adalah kelanjutan dari fase 1 yang disebut dengan fase forming.

 Setelah melewati fase 1, secara alami mereka akan melakukan fine tuning pada fase storming, cirinya adalah satu sama lainnya saling menyampaikan pendapat dan keinginannya yang ternyata berbeda bahkan bertentangan, sehingga menimbukan friksi, konflik, pertentangan hingga pertengkaran persis seperti badai, dan pastinya sangat gaduh.

Sebab kedua adalah jika organisasi atau korporasi tersebut sudah mapan atau telah lama terbentuk, umumnya kegaduhan disebabkan oleh oknum-oknum yang sedang mengalami sindrom “ababil” singkatan dari ABG labil!

Oknum atau karyawan ini jelas terlihat lebih centil dari biasanya karena kondisinya sedang labil, dan ingin mencari perhatian, dengan kata lain sedang mengoperasikan strategi pencitraan.

Oknum yang labil ini oleh rekan kerjanya dikenal dengan besar mulut, asal bicara, dan tampak agresif mengurusi pekerjaan orang lain yang bukan urusannya.

Lantas apa yang menyebabkan oknum atau karyawan ini menjadi centil dan labil?

Berdasarkan kajian empiris banyak oknum yang labil ini ada pada kuadran 2, yaitu mereka yang memiliki Komitmen tinggi karena baru saja mendapatkan jabatan yang diinginkannya, namun sayang memiliki kompetensi yang rendah.

Maka untuk menutupi kelemahannya atau kemampuannya yang masih rendah itu, dia akan melakukan gerakan pencitraan agar dipersepsikan sebagai orang yang pintar, cerdas dan menguasai semua hal.

Strategi Meredam Kegaduhan
Mengacu kepada sebab-sebab kegaduhan di atas, inilah strategi yang dianjurkan untuk memadamkan kegaduhan itu.

Jika penyebab kegaduhan itu adalah karena organisasi baru saja lahir atau baru dibentuk dan masuk ke fase 2 yaitu storming.

Kepemimpinan yang tepat adalah dengan mengambil alih semua proses bisnis menjadi terpusat, disini sang pemimpin wajib secara langsung terlibat pada semua hal, bahkan yang paling detil sekalipun.

Dengan strategi ini kepimimpinan harus dilakukan dengan hands on alias ditangani langsung oleh pemimpin, dan pemimpin wajib memberikan teladan apa yang harus dikerjakan dan apa yang terlarang. Termasuk dalam hal komentar dan komunikasi di luar organisasi, hanya bisa dan boleh dilakukan oleh 1 orang yang ditunjuk oleh pemimpin saja.

Semua karyawan tidak boleh berkomentar semaunya, semua hal harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan pemimpin dan semua anggota tim, dan pemimpin disini juga wajib tegas menjelaskannya dengan serius, bukan dengan “cengengesan”!

Lalu bilamana kegaduhan itu disebabkan oknum yang sedang centil dan labil? Maka yang harus dilakukan oleh pemimpin adalah “menjewer” mulut si oknum tersebut, agar berhenti membuat kegaduhan yang tidak perlu.

Bagaimana cara menjewernya?
Mudah saja, karena si karyawan atau oknum ini pada dasarnya memang belum capable pada posisinya saat ini, maka buatlah dia menjadi pintar yang sesungguhnya yaitu dengan memberikan arahan atau direction yang jelas, tegas, dan tuntas.

Lalu arahan tersebut harus terus dikawal dan diawasi langsung oleh sang pemimpin, dan jika perlu pemimpin bisa melakukan teguran yang keras bilamana oknum yang centil ini masih saja “nyinyir” membuat kegaduhan.

Pada akhirnya, garis tangan pemimpin yang menentukan apakah sukses meredam kegaduhan atau malah menjadi korban dari kegaduhan itu.  Artinya sang pemimpin seperti Anda wajib tampil ke depan dengan tegas, lugas, dan jelas apa yang harus dilakukan oleh seluruh anggota tim.

Sesederhana inikah kepemimpinan dalam dalam kegaduhan? Jawabannya ya!

Namun sayangnya yang sederhana ini ternyata bisa menjadi sulit bagi mereka yang tidak bersungguh-sungguh menjalankan fungsi kepemimpinannya.

Selamat Memimpin!

Oleh Jazak Yus Afriansyah
@jazakYA

Berita Terkait
DUNIPEDIA - Berita Dunesia
Fitrafood
REAFO