Depresi intai pengonsumsi karbohidrat berlebih
Sabtu,2015-08-08,09:06:10
ilustrasi
(Berita Dunesia) Jakarta - Konsumsi berlebihan karbohidrat olahan atau
halus bisa meningkatkan risiko depresi terutama pada perempuan
pascamenopause, menurut sebuah studi dalam The American Journal of
Clinical Nutrition.
Dalam studi itu, para peneliti dari
departemen psikiatri Columbia University Medical Center (CUMC)
melibatkan lebih dari 70 ribu perempuan pascamenopause.
Mereka
mempelajari indeks glikemik makanan, asupan glikemik, tipe karbohidrat
yang dikonsumsi serta depresi yang dialami para partisipan.
Hasil
studi memperlihatkan, konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan kadar
gula darah, tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi.
Lebih
lanjut, menurut studi, semakin halus karbohidrat, maka semakin tinggi
skor pada skala indeks glikemik (GI). Skala GI, (0-100) mengukur jumlah
gula yang ditemukan dalam darah setelah seseorang mengonsumsi makanan.
Makanan olahan seperti roti, nasi putih, dan soda, memicu respon hormonal dalam tubuh sehingga kadar gula darah turun.
Kondisi ini juga menyebabkan mood atau suasana hati seseorang berubah menjadi lebih buruk, kelelahan dan depresi.
Para
peneliti menemukan bahwa semakin tinggi skor diet GI dan konsumsi gula
meningkatkan risiko depresi pada perempuan pascamenopause.
Sementara konsumsi makanan berserat seperti buah-buahan dan sayuran justru menurunkan risiko depresi.
Temuan ini menunjukkan, intervensi dalam menu diet bisa bermanfaat untuk mencegah depresi.
Kendati
begitu, studi lanjutan diperlukan untuk menguji hal ini untuk
menentukan pengobatan dan pencegahan risiko pada populasi yang lebih
luas, demikian seperti dilansir Eurekalert.org.